GoHappyLive.Com, KARAWANG-Bonus demografi akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, apabila dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini peran perguruan tinggi sangat penting dalam menyiapkan lulusannya agar mampu menjawab tantangan yang muncul di era Revolusi Industri 4.0.
‘’Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk menyambut bonus demografi dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing di era global,’’ ungkap Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, ketika memberikan kuliah umum di Universita Buana Perjuangan Karawang, Senin (3/9).
Dikatakan, dalam kurun waktu tersebut Indonesia akan memiliki banyak sekali SDM yang tengah pada puncak usia produktif. Bonus demografi harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan lulusannya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0,” katanya.
Bonus Demografi yang akan didapatkan Indonesia ibarat dua mata pisau yang memiliki peluang dan tantangan tersendiri. Bonus Demografi yang dikelola dengan baik dengan mempersiapkan angkatan kerja produktif Indonesia dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan akan menjadi berkah yang mampu menggerakkan perekonomian bangsa.
Namun disisi lain, jika SDM produktif yang begitu besar tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan menjadi beban dan menimbulkan berbagai permasalahan sosial.
Oleh karena itu, Nasir mengingatkan kembali seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar dapat memainkan peran strategis dalam meningkatkan mutu SDM Indonesia saat menyambut bonus demografi.
“Perguruan tinggi dituntut mempersiapkan mahasiswanya menghadapi pekerjaan yang belum ada (future jobs),” imbuhnya.
Di era revolusi industri 4.0 tidak hanya cukup literasi lama yaitu membaca, menulis, dan matematika sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat. Di era ini, para mahasiswa dan lulusan harus mulai menguasai literasi baru, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.
“Literasi baru di era Revolusi Industri 4.0 ini mendorong implementasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learner), agar mampu beradaptasi dan berkembang dengan baik dalam menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0 dan era selanjutnya,” tuturnya.
Pada kesempatan sama Pembina Yayasan Universitas Buana Perjuangan (UBP) Kiki Syahnakri mengatakan perguruan tinggi di bawah binaanya akan turut mendukung upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempersiapkan SDM Indonesia untuk bersaing di Era Revolusi Industri 4.0.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, Universitas Buana Perjuangan tidak hanya menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi terbaik di Indonesia, namun juga berkerjasama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri.
Ia sepakat dengan Menristekdikti bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mempersiapkan SDM Indonesia menghadapi bonus demografi.