WanitaIndonesianews.com, JAKARTA – Hari pertama penayangan film dokumenter Queen of Pop Indonesia, Rossa bertajuk ‘ All Access to Rossa 25 Shining Years’ telah ditonton lebih dari 4000 orang. Rossa sendiri tampak hadir dalam acara nonton bareng (nobar) bersama rombongan ibu-ibu dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI), Kamis, 1 Agustus 2024 di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta.
Terhitung 5 studio di Plaza Senayan dibuka untuk menampung para perempuan pengusaha untuk menyaksikan film dokumenter tersebut.
Wakil Ketua Umum IWAPI, Tatyana Sutara mengatakan secara khusus menerjunkan anggotanya untuk memberi dukungan kepada Rossa dengan menggelar nobar untuk menyaksikan kisah perjalanan karier ibunda Rizky Langit Ramadan itu.
Tatyana mengatakan film All Access to Rossa 25 Shining Years merupakan sebuah film yang penuh inspiratif. Karena itu DPP IWAPI secara khusus merekomendasikan anggotanya untuk nobar film Rossa selama 3 hari, terhitung dari tanggal 1-3 Agustus 2024.
“Kami menerjunkan seluruh anggota IWAPI untuk menonton film Rossa. Tidak hanya disini, tapi seluruh Indonesia. Totalnya ada 23 studio di 17 daerah ya. Karena Rossa adalah sosok inspirasi perempuan. Ini sejalan dengan program kerja DPP IWAPI yaitu membantu para perempuan agar berdaya secara ekonomi. Dan salah satu contoh yang diberikan Rossa adalah bagaimana dia sebagai perempuan bisa kuat dan berdaya secara ekonomi,” katanya.
Tatyana menambahkan, banyak pesan yang didapat dari film Rossa, diantaranya bahwa jika seseorang melakukan segala sesuatunya dengan kesungguhan hati, mengedepankan sikap professional maka kesuksesan akan mampu diraih.
Dijumpai disela nobar Iwapi di Senayan Plaza Jakarta, Rossa mengaku sangat senang atas dukungan ibu-ibu IWAPI yang menyediakan waktu menonton film tentang dirinya.
“Saya senang sekali mendapat dukungan dari perempuan-perempuan pengusaha yang hebat. Coba kalau saya harus datang satu persatu, Assalamualaikum, untuk mendapatkan dukungan, kan ga mungkin. Betul-betul mereka datang ke sini dengan keiklasan,” ujar Rossa.
Menurutnya sukses itu tidak bisa diraih sendiri. Sukses selalu melibatkan dukungan dari orang lain.
“Kata orang , kadang perempuan itu saling menjatuhkan satu sama lain, tapi hari ini itu bukti bahwa nggak selalu harus begitu. Hari ini saya benar-benar senang mendapat dukungan dari organisasi pengusaha wanita terbesar di Indonesia. Ini kebersamaan yang luar biasa. Aku yakin tidak hanya nonton, tapi deal bisnis terjadi disini, silaturahmi langsung terjalin,” ujar Rossa.
Dewi Motik: Rossa Benar-Benar Menginspirasi
Sementara itu , pengusaha senior sekaligus pendiri IWAPI Dewi Motik saat ditemui usai menyaksikan film seketika memberikan acungan jempol.
“Pertama-tama saya senang lagu-lagunya karena gampang diingat. Kemudian begitu saya lihat filmnya , saya baru sadar, bahwa Rossa itu berbanding terbalik dengan saya. Dia lebih hebat dari saya, karena Rossa meraih kesuksesan saat ini dengan tidak mudah. Mungkin kalau saya menghadapi kehidupan dengan kebahagian demi kebahagiaan. Saya merasa enak banget menghadapi hidup ini. Tapi Rossa anak segede itu, bisa menghandle semua kesulitan yang dihadapinya dengan sangat professional. Dia benar-benar sangat menginspirasi,” puji Dewi Motik.
Rossa yang mendapat pujian yang begitu besar dari Dewi Motik hanya dapat tersenyum malu. Dikatakan pemilik nama lengkap Sri Rossa Roslaina Handayani , bahwa dirinya hanya satu contoh dari puluhan ribu wanita Indonesia yang selalu berusaha menyeimbangkan antara kehidupan di karier dengan kehidupan pribadi.
“Yang aku tahu puluhan ribu wanita di Indonesia juga melakukan hal yang sama, cuma kebetulan aku dikasih kesempatan untuk mendokumensikan perjalanan hidupku. Jadi menurut aku film ini mewakili wanita-wanita bekerja di luar sana,” ujar Rossa.
Dikatakan Rossa lagi, film “All Access to Rossa 25 Shining Years” tak hanya memotret perjalanan karirnya yang luar biasa, tetapi juga menggali sisi personalnya yang jarang diketahui publik.
Mungkin sebagai public figure, orang menilai dirinya sebagai sosok yang glamour , perfect, sempurna. Tetapi itu hanyalah diatas panggung, karena dibalik semua itu, dirinya sama seperti manusia kebanyakan yang kerap menangis dan bersedih.
Film ini tegasnya, bukan hanya berceria tentang Rossa sang penyanyi, queen of pop atau diva, tetapi Rossa yang sesungguhnya.
“Aku wanita biasa yang juga banyak kekurangannya, tidak mulus menjalani kehidupan ini. Saat kembali ke rumah saya menjadi ibu, mengerjakan tugas lain seperti memasak dan mengurus anak. Melalui film ini aku ingin menyampaikan pesan kepada perempuan-perempuan di luar sana yang masih harus berjuang bahwa mereka tidak sendiri. Antar Perempuan harus saling mendukung untuk bisa mencapai sukses,” tuturnya.
Berbagai dukungan terus berdatangan kepada Rossa, termasuk juga dari Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga. Mentri Bintang menyampaikan ucapan selamat secara khusus atas penayangan perdana film dokumenternya.
“Alhamdulillah, Ibu Mentri KPPPA, Ibu Bintang menyampaikan akan mensupport setiap karya para wanita indonesia. Jadi Masya allah, hari ini hari yang benar-benar luar biasa buat saya. Banyak dukungan untuk saya,” ujar Rossa.
P Intan S, sang manajer sekaligus juga bertindak sebagai Eksekutif Produser memberi bocoran terkait ide pembuatan film dokumenter ini berlangsung sangat cepat.
“Idenya datang ketika saya sedang ngobrol dengan Prilly (Latuconsina). Dia bilang, kebetulan mau perayaan 25 tahun karier Teh Ocha nih, yuk kita bikin film dokumenternya,” kata Intan menirukan.
Namun pada saat ide itu disampaikannya pada Rossa, tidak langsung diterima. Kala itu Rossa merasa apakah tidak terlalu berlebihan perjalanan hidup dan kariernya difilmkan.
“Selama satu minggu saya menyakinkan Bubu (sapaan untuk Rossa-red). Supaya tidak ditolak, saya ajak Prilly untuk ngomong langsung tentang ide besar ini. Pokoknya dalam berbagai kesempatan, saya ‘bombardir’ terus, sampai akhirnya Bubu setuju,” papar Intan seraya tertawa lepas.
Selain menampilkan kehidupan pribadi Ocha, film ini juga banyak mengulas lagu-lagu Ocha, mulai dari lagu berlatar galau hingga lagu-lagu cinta. Tidak mengherankan sepanjang berlangsungnya film, para penonton turut bersenandung kecil saat mendengar lagu-lagu milik Rossa diputar.