Vesya Hansen , Pengusaha Wanita  Yang Dipilih Tuhan  Menjalankan Pick Me Eggs

WanitaIndonesianews.com, TANGERANG -Kata pepatah  ‘Apalah artinya sebuah nama’ namun  ungkapan peribahasa kuno ini justeru memiliki arti yang mendalam bagi pengusaha wanita Vesya Hansen saat menyematkan nama Pick Me untuk  usaha telur  yang dirintisnya 6 tahun silam.

Ditemui di  ruang kerjanya  di kawasan ruko perkantoran Gading Serpong, Tangerang, Vesya Hansen menyambut WanitaIndonesianews.com dengan ramah.

Senyumnya mengembang sambil mengulurkan jabat tangan yang hangat.

Siang itu  dalam balutan busana kerja berwarna hitam dan sapuan  makeup ringan, Vesya tampil elegan sekaligus cantik.

Memasuki ruang kerjanya yang tidak terlalu luas, terpasang sebuah figura berupa foto-foto produk telur yang dipasarkan CV. Anugerah Alan Abadi, perusahaan miliknya.

Menurut Vesya meski bisnis yang dikembangkannya sekarang  sangat bertolak belakang dengan bidang pekerjaan yang digelutinya dulu, dia punya  prinsip bahwa penampilan yang baik memegang peranan penting dalam meningkatkan citra positif terhadap  diri seseorang.

“Dulu saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang produk kecantikan,  maka setiap karyawannya dituntut bisa merepresentasikan brand makeup yang dijualnya. Dan ketika saya berkiprah disini (bisnis telur) tidak berarti saya harus tampil ala kadarnya . Hal tersebut  juga saya tekankan kepada karyawan bahwa  penampilan  yang bersih, rapi , wangi akan membuat kita bersemangat dalam menjalani aktivitas pekerjaan. Tidak hanya itu, kebersihan tempat kerja juga sangat diperhatikan, jangan sampai terkesan bau karena sehari-hari berurusan dengan telur. Kita pastikan semua bersih dan nyaman” kata Vesya, memulai perbincangan.

Kemudian Vesya bercerita , sebelum terjun men jadi pengusaha, dirinya pernah berkiprah  sebagai  profesional dengan jabatan terakhir brand manager untuk sejumlah brand kosmetik premium.

Bahkan pada awal 2017, dia baru saja mendapat promosi kenaikan jenjang karir yang lebih tinggi dan hal tersebut mengharuskan dia ditugaskan ke Paris untuk beberapa waktu.

Namun takdir Tuhan berkata lain, di saat yang bersamaan  Alan Hansen, sang suami mengidap penyakit kanker, dan Vesya pun lebih memilih terbang ke Singapura mendampingi suami menjalani  perawatan.

Selama  mondar-mandir  di rumah sakit, Vesya harus berpisah dengan Toby,  putra semata wayangnya yang saat itu berusia 6 tahun . Bersyukur Vesya, kedua orangtuanya dengan tulus mau menjaga putranya.

11 bulan  mengejar kesembuhan  untuk suami, nyatanya  Vesya dan putranya harus mengikhlaskan kepergian orang yang mereka cintai itu.

“Intinya sejak suami divonis kanker, fokus saya langsung ke dia. Sempat memang sekitar 3 bulan , masih mengurusi kerjaan kantor. Karena waktu itu sebenarnya kantor nggak bolehin saya resign. Mereka kayak nggak rela gitu kehilangan saya yang dianggap  asetnya. Tapi setelah itu, saya harus benar-benar lepaskan karena suami perlu mendapat perhatian. Apalagi harus melewati berbagai treatment, mulai dari transplan hingga kemo. Hingga akhirnya suamiku dipanggil Yang Maha Kuasa,” tutur Vesya.

Sejak kehilangan sang suami di bulan November 2017, Vesya diwanti-wanti oleh keluarga besarnya agar tidak kembali berkarier dengan alasan anak.

Vesya pun memilih tidak egois karena saat ini apa yang dia perjuangkan ujungnya adalah untuk kebahagiaan keluarga kecilnya, yakni dia dan sang buah hati.

“Tapi waktu itu saya masih belum tahu harus memulai bisnis apa? Karena terus terang saya bukan berlatar belakang  dari keluarga yang menurunkan perusahaan kepada anaknya. Jadi waktu itu benar-benar nggak tahu mau ngapain,” ujar Vesya.

Hingga pada suatu ketika, dirinya berkunjung ke peternakan ayam yang dikelola  keluarga almarhum suaminya di Blitar.

Sebagai seorang leader yang terbiasa berpikir keras, dia melihat peluang  untuk memasarkan telur ayam di Jakarta.

Agaknya semesta benar-benar mendukung upaya Vesya untuk banting stir, dari kaum profesional  menjadi pengusaha telur.

Dengan modal awal Rp 100 juta yang digunakan untuk membeli sebuah armada serta mengurus legalitas, Vesya mulai menjalankan bisnis telor dengan brand Pick Me Eggs .

Dikatakan Vesya pemilihan nama Pick Me juga memiliki makna yang dalam.

“Jadi kalau kata orang apalah arti sebuah nama. Bagi saya nama itu punya arti yang mendalam. Secara filosofis, pick me itu memiliki arti ‘yang dipilih’ oleh Tuhan. Jadi bukan pick me, pilihlah aku ya. Tapi memang disini ada campur tangan Tuhan sehingga saya boleh diberi kemampuan menjalankan bisnis ini,” ujar Vesya, lagi.

Siapa sangka telur, bahan makanan yang sering dianggap biasa, bisa menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Lewat inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, bisnisnya kini semakin berkembang pesat.

Vesya menjelaskan, Pick Me merupakan brand telur premium yang dipasarkan sebagian besar di Modern trade market, dengan pasar konsumen middle – up dan keluarga yang menginginkan produk berkualitas.

“Pick Me tidak hanya fokus untuk menjual telur, sesuai dengan hashtag #morethanjusteggs, namun juga memiliki komitmen untuk memberikan value lebih,” jelasnya.

Berawal 7 Store
Telur bagi Pick Me  selain bisa menjadi sumber gizi, diharapkan juga memberi inspirasi dan motivasi untuk keluarga Indonesia. Terutama dalam meningkatkan kualitas dari tiga aspek penting dalam kehidupan, yaitu pikiran yang sehat, tubuh yang bugar dan jiwa yang kuat.

“Ini sesuai dengan slogan kami, yakni Fresher Healthier (mind body and soul),” tandas Vesya Hansen.

Lewat brand premium serta segmen market yang dibidik, bisnis telur ini mampu berjalan dengan baik, bahkan setiap tahun tumbuh double digit. 

“Berawal dari hanya tujuh stores di awal, hingga kini sudah ada di lebih dari 250 stores dalam enam tahun dan terus menjadi berkat untuk orang lain dengan membuka lapangan kerja,”ujar wanita jebolan Bachelor of Information Technology,  Central Queensland University.

Dalam mengembangkan bisnis, Vesya mengatakan  inovasi produk menjadi salah satu kunci sukses.
Inovasi produk tidak saja bertujuan meningkatkan kualitas produk, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan pelanggan serta mampu menciptakan pasar baru.

Salah satu strategi Pick Me dalam mengembangkan bisnis, yakni dengan menawarkan beragam varian rasa dari telur asin, seperti rasa bawang, rasa jahe.

“Salah satu produk terbaru kami yakni Telur Kampung Organic yang rendah kolesterol, namun kaya omega 3. Saat diperkenalkan ke pasar tahun 2023, produk ini mendapat respon yang positif dari pelanggan,”jelas Vesya Hansen.

Perluasan Bisnis

Tanggal 2 Oktober 2024 Pick Me Eggs dibawah CV. Anugerah Alan Abadi memasuki tahun ke-6.  Perluasan business geography, ekspansi inside dan outside Jabodetabek, adalah langkah selanjutnya yang akan diterapkan Vesya.

Salah satu langkahnya  dengan  meluncurkan program reseller untuk Jabodetabek dan membuka kesempatan kerjasama dengan para distributor untuk perluasan di luar Jabodetabek (fokus di kota-kota besar di Indonesia).

Selain perluasan bisnis, sejatinya ada niat mulia dari Vesya dengan membuka program reseller ini, yaitu keinginan untuk berbagi dan menjadi berkat bagi semua orang, dengan menyediakan lapangan kerja.

Strategi  lain yang membuat produk telur Pick Me kian berkembang adalah melayani dengan hati, serta memastikan setiap layanan melebihi ekspektasi konsumen. Proses pengemasan yang higienis dan pengiriman yang cepat membuat telur tetap segar saat sampai di tangan konsumen.

“Dengan CRM (customer relation management) yang baik, Kami selalu berusaha untuk bisa engage secara online maupun offline dengan konsumen setia kami,” tutur Vesya Hansen.

Selain kualitas produk, “Pick Me Eggs” juga aktif melakukan promosi melalui media sosial dan bekerja sama dengan sejumlah restoran dan toko bahan makanan. Hal ini membuat brand “Pick Me Eggs” semakin dikenal dan dipercaya oleh konsumen.

Kedepan, Vesya berharap Pick Me Eggs akan menjadi top of mind customer, serta menjadi brand pilihan no 1 untuk keluarga Indonesia.

“That will inspire families to live a quality happier life through a fresher and healthier mind, body and soul,” pungkasnya.