Workshop Kebaya Sebagai Identitas Bangsa, Miranti Serad Ginanjar Yakin Generasi Muda Dapat Menjaga Warisan Budaya Ini

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA–Miranti Serad Ginanjar, pegiat kebaya dan budaya Indonesia, menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan workshop bertajuk “Kebaya: Warisan Budaya dan Identitas Bangsa”. Acara diselenggarakan di Gedung A kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Sebanyak 200 siswa dari 6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta saling berebut tanya pada wanita cantik ini.

 

 

Acara diselenggarakan di Gedung A kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Workshop diadakan oleh Kementerian Kebudayaan yang dipimpin Menteri Fadli Zon dalam rangka program Raya, berlangsung selama tiga jam ini menjadi momen berharga untuk mengenalkan kebaya, salah satu warisan budaya yang telah diakui UNESCO, kepada generasi muda.

Antusiasme para siswa tampak sejak awal acara. Mereka dengan penuh semangat mengikuti diskusi, bahkan berebut mengajukan pertanyaan.

Salah satu topik yang paling menarik perhatian adalah bagaimana kebaya tidak hanya menjadi bagian dari identitas budaya, tetapi juga peluang besar dalam industri kreatif.

“Ibu, bagaimana kami bisa menjadi bagian dari program pelestarian kebaya? Apakah harus selalu dari jurusan fashion untuk terlibat?” tanya seorang siswa dengan penuh semangat.

Pertanyaan ini mencerminkan keinginan besar mereka untuk turut andil dalam menjaga dan mengembangkan kebaya, baik dari segi sejarah maupun inovasi desain.

Salah seorang peserta dari kalangan Gen Z juga mengajukan pertanyaan menarik, “Mengapa kita harus memakai kebaya setiap hari seperti zaman dulu?”

Menanggapi hal ini, Miranti Serad Ginanjar, pegiat kebaya dan budaya Indonesia, menyampaikan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian, tetapi simbol identitas budaya perempuan Indonesia.

“Dalam diri saya, kebaya menjadi identitas budaya perempuan Indonesia, dan saya bangga. Ketika saya sedang di Eropa , mereka di sana lebih menghargai kita bukan karena merek pakaian yang kita gunakan, tetapi karena kita adalah perempuan yang mengerti dan menghormati budaya sendiri,” ujar Miranti Serad Ginanjar.

Menurutnya, kebaya memberikan kebanggaan dan nilai lebih bagi perempuan Indonesia karena mencerminkan kekayaan tradisi, sejarah, dan jati diri bangsa.

Ia menekankan bahwa penghargaan dari masyarakat internasional sering kali datang dari bagaimana kita mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya, bukan hanya dari mengikuti tren global.

Namun, Miranti Serad Ginanjar juga menyoroti pentingnya adaptasi agar kebaya tetap relevan dalam kehidupan modern. Ia menyarankan desain kebaya yang lebih praktis dan fleksibel untuk mendukung aktivitas sehari-hari.

Dengan pendekatan ini, kebaya dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang mencerminkan kecintaan terhadap budaya tanpa mengesampingkan kebutuhan zaman.

 

Kebaya Sebagai Inspirasi Ekonomi Kreatif
Dalam audiensi, para siswa diajak memahami kebaya tidak hanya sebagai busana tradisional, tetapi juga sebagai peluang besar dalam industri ekonomi kreatif.

Dengan pengakuan UNESCO, kebaya kini mendapatkan sorotan internasional, membuka peluang bagi calon desainer muda untuk menciptakan kebaya yang relevan dengan generasi mereka.

“Sebagai anak muda, kalian bisa mendesain kebaya yang modern tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya. Ini adalah cara agar kebaya tetap hidup, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional,” ujar Miranti Serad Ginanjar

Salah satu momen yang paling menarik perhatian adalah sesi demonstrasi teknik kebaya kerancang yang dipandu oleh pewaris kebaya kerancang, Ibu Vielga.

Mereka mempraktikkan bagaimana teknik jahit tradisional ini tetap relevan dengan menggunakan mesin modern tanpa mengurangi nilai seni dan keasliannya.

Para siswa terlihat kagum menyaksikan proses tersebut. Beberapa dari mereka bahkan mengajukan pertanyaan kritis tentang keberlanjutan teknik ini di masa depan.

“Melestarikan kebaya kerancang bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar global. Anak-anak muda seperti kalianlah yang akan menentukan masa depan ini,” tegas Miranti Serad Ginanjar.

Melalui workshop ini Miranti Serad Ginanjar berharap dapat memotivasi generasi muda untuk tidak hanya melihat kebaya sebagai busana tradisional, tetapi juga sebagai bagian penting dari identitas budaya bangsa yang harus dijaga.

“Dengan antusiasme yang ditunjukkan para siswa selama acara, masa depan kebaya tampaknya berada di tangan yang tepat.
Generasi muda ini tidak hanya siap melestarikan kebaya, tetapi juga membawa warisan budaya ini ke tingkat yang lebih tinggi, menjadikannya kebanggaan bangsa dan daya tarik internasional,” pungkasnya.