Tepis Stigma Negatif Gen Z, Safwa Najla Luncurkan Brand Muslimah Mungkin

WanitaIndonesianews.com, JAKARTA– Stigma negatif terhadap gen Z lantaran dinilai tidak mampu bekerja, mageran dan punya mental strawberry , belakangan telah menjadi buah bibir di dunia perekrutan tenaga kerja. 

 

 

Hal ini bermula dari hasil sebuah survey di tahun 2024 yang menyebutkan sebanyak 6 dari 10 perusahaan memecat pekerja gen Z yang baru lulus dari perguruan tinggi karena alasan tidak profesional dan tidak siap memasuki dunia kerja.

Namun stigma negatif ini berhasil ditepis oleh Safwa Najla, seorang mahasiswi berusia 19 tahun. Didukung oleh ibundanya dan beberapa temannya, Najla justeru berhasil mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion.

Ditemui, pada Jumat, 17 Januari 2025, Najla dengan teman-teman sesama gen Z baru saja meluncurkan sebuah brand muslimah bernama Mungkin.

“Untuk perdana, aku luncurkan hijab dulu. Tapi ke depan Mungkin bakal ada produk lainnya, bisa tas, busana dan lain-lain,” ungkap Najla di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan.

“Kita putuskan produksi hijab dulu, karena saat ini semakin banyak gen Z , khususnya wanita muslim yang menganggap produk hijab sebagai pilihan gaya hidup. Hijab yang diinginkan bukan hanya modis, tetapi juga harus nyaman dipakai dalam waktu lama. Tidak saja modis ya, tapi brand hijab Mungkin juga menawarkan dari sisi kenyamanan,” urai mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), ini.

Sementara terkait penamaan brand, Najla menjelaskan kata ‘Mungkin’ merupakan representasi harapan baik.

Dari sebuah kemungkinan apapun bisa terjadi. Dia dapat mengambarkan impian, doa, dan segala hal-hal baik sesuai sangkaan orang yang bersangkutan.

“Jadi penamaan Mungkin bukan tanpa alasan ya. Tapi menggambarkan impian serta doa. Dari Mungkin bisa menjadi apa saja sesuai dengan yang kita harapkan,” papar Najla.

Najla menambahkan, proses kreatif terbentuknya brand muslimah miliknya ini berlangsung sejak 3 bulan silam.

Dibantu oleh beberapa teman bermainnya dari jaman SD hingga kuliah, Najla mengaku mendapat support luar biasa dari kedua orang tuanya dalam membangun brand Mungkin.

Menariknya, proses kreatif brand ‘Mungkin’ dikerjakan sendiri oleh mereka. Mulai dari desain, media sosial hingga proses editing video.

“Aku sengaja memakai teman-teman gen Z-ku yang potensial. Karena bagaimana pun anak-anak gen Z melek teknologi,” ujar Najla.

Meski begitu, Najla dan tim gen Z yang berjumlah 10 orang mengaku masih butuh dimentori oleh orang dewasa yang lebih berpengalaman di bidang bisnis.

“Alhamdulillah aku juga didukung oleh orangtua, terutama ummiku. Sementara aku dan teman-teman lebih memikirkan dari sisi desain, media sosial hingga proses editing video,” pungkasnya.