Rinna Santi Sijabat, Kartini Masa Kini : Penggerak Ketahanan Energi Bersih Tanah Air

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA – Di tengah kompleksitas dunia energi yang kerap didominasi kaum pria, hadir sosok Rina Santi Sijabat sebagai Kartini masa kini yang menjalankan multiperan. Tak hanya aktif sebagai Inspektur Migas di lingkungan Kementerian ESDM, Rina juga menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus penggerak komunitas perempuan di sektor energi melalui Women in Energy Indonesia.

Dalam peringatan Hari Kartini yang digelar di Perpustakaan Gatrik, Senin (21/4/2025), Rina menekankan pentingnya pengarusutamaan gender dalam transisi energi.

“Saya bukan hanya seorang inspektur, tapi juga seorang ibu dari dua anak perempuan, dan saya tahu persis tantangan menyeimbangkan tanggung jawab profesional dan domestik. Tapi saya percaya, perempuan bisa dan harus punya ruang untuk mengambil keputusan strategis di sektor energi.” ujar Rina.

Rina menekankan pentingnya memperluas partisipasi perempuan dalam sektor energi, yang menurut data global masih stagnan di angka 20 persen.

Bahkan untuk Indonesia, angkanya masih sekitar 18 persen. Ia menyebut sektor energi terbarukan sebagai peluang besar karena secara proporsional keterlibatan perempuan lebih tinggi, yaitu sekitar 32 persen. Namun hal ini, kata Rina, belum cukup.

“Kita masih menghadapi banyak stereotip. Anak perempuan diarahkan menjauhi bidang STEM sejak kecil. Lalu ketika dewasa, saat mereka mulai bekerja, sistem kerja yang tidak ramah keluarga membuat mereka harus mundur. Ini sistemik, dan perlu dibenahi dari hulu ke hilir,” ujar Rina.

Lewat komunitas Women in Energy Indonesia yang ia dirikan, Rina mencoba menjembatani tantangan tersebut. Komunitas ini hadir sebagai ruang belajar, berbagi inspirasi, dan menghubungkan para perempuan dari berbagai bidang dalam sektor energi, mulai dari teknisi, analis, periset, hingga pengambil kebijakan.

“Kami ingin perempuan tahu bahwa mereka tidak sendiri. Ada tempat untuk berkembang, untuk terus belajar, dan untuk saling menguatkan,” tambahnya.

Sosok Rina menjadi pengingat bahwa transformasi sektor energi Indonesia menuju sistem yang lebih bersih dan berkelanjutan juga memerlukan transformasi sosial yang inklusif. Dengan pendekatan yang membumi dan kolaboratif, Rina menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak selalu hadir dari atas, tapi bisa tumbuh dari keseharian, dari dapur rumah tangga, dari komunitas akar rumput.

Rina Santi Sijabat bersama komunitas yang didirikannya (Foto: istimewa)

“Transisi energi bukan hanya soal teknologi. Ini soal siapa yang kita libatkan, dan bagaimana kita melakukannya secara adil dan setara. Dan perempuan harus ada di pusatnya.” tegasnya.

Semangat multiperan yang dijalankan Rina hari ini adalah wujud nyata Kartini masa kini – perempuan yang mengabdi di sektor publik, membina keluarga, dan sekaligus menjadi motor perubahan di masyarakat.