October 30, 2025

1000 Ibu Relawan Peduli Pangan Lokal Ikuti Gerakan Indonesia Memasak (GIM)

Wanitaindonesianews.com, SEMARANG–Foodbank of Indonesia (FOI) di bawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia bersama Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah serta ABC Indonesia menyelenggarakan Gerakan Indonesia Memasak (GIM) Mustikarasa: Semarang 2025.

Diikuti ratusan ibu peluncuran Gerakan Indonesia Memasak (GIM)
Mustikarasa  digelar di halaman Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang dengan menunjukan keterampilan meracik Ayam Gongso.

Kegiatan yang diinisiasi Foodbank of Indonesia untuk mengajak ibu kembali memasak dan melestarikan pangan lokal dan rempah ini dihadiri oleh Ir. Listyati Purnama Rusdiana, MSi, Ketua PKK Kota Semarang , Dr. Endang Sarwiningsih Setyawulan, SE, MM, Ak, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang M Hendro Utomo, Pendiri Foodbank of Indonesia (FOI).

GIM Mustikarasa adalah sebuah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia terutama para ibu untuk mengenal kembali kekayaan pangan lokal dan rempah Indonesia yang mulai hilang dan terlupakan melalui kegiatan memasak bersama.
Gerakan ini tidak hanya sekadar kampanye memasak tetapi sebuah langkah strategis untuk meningkatkan gizi keluarga Indonesia melalui pemanfaatan pangan lokal dan kekayaan rempah nusantara.

GIM Mustikarasa menjadi wadah berbagi pengetahuan seputar pangan lokal dan rempah yang terlupakan, cara mengolah, dan memperkenalkannya kembali kepada keluarga.

Kegiatan ini melibatkan lebih dari 1.000 peserta, terdiri dari 100 ibu relawan yang hadir langsung dan 1.000 peserta lainnya yang bergabung secara daring melalui Zoom dari berbagai wilayah di Jawa Tengah dan DIY. Dalam GIM

Mustikarasa ini, ibu menjadi garda depan perubahan khususnya dalam menjaga warisan budaya dan kesehatan generasi penerus bangsa.

Dalam sambutan yang dibuka oleh Kepala DKP Kota Semarang, Dr. Endang Sarwiningsih Setyawulan, SE, MM, Ak menyebutkan verakan memasak perlu kita kampanyekan bersama. Generasi hari ini membutuhkan sentuhan masakan
rumah, bukan sekadar mengenyangkan, tapi juga penuh cinta dan gizi.

“Memasak adalah tindakan mulia karena dari dapurlah lahir pangan yang baik bagi keluarga, terutama anak-anak. Harapannya,
anak-anak yang tumbuh dengan asupan bernutrisi dan kasih sayang ini akan menjadi pemimpin masa depan baik di tingkat nasional maupun dunia,” ungkap Dr. Endang.

“Memasak itu bukan hanya soal dapur, tapi tentang menjaga gizi keluarga dan memelihara warisan rasa Indonesia. Lewat Gerakan Indonesia Memasak, kami ingin menyampaikan bahwa memasak adalah aktivitas yang mulia dan menyenangkan, serta mengajak masyarakat untuk menemukan pangan lokal dari daerah” ujar M Hendro Utomo, pendiri FOI.

Dalam sambutannya, pihak FOI menegaskan pentingnya peran ibu dalam menjaga ketahanan pangan keluarga dan mendorong konsumsi pangan lokal yang sehat dan terjangkau.

Salah satu momen utama acara adalah Demo Masak Mustikarasa oleh ibu inspiratif Kota Semarang yang memperkenalkan resep Ayam Gongso Serai dan Daun Jeruk, hidangan khas Semarang yang memadukan rasa manis legit dari kecap, gurih rempah kemiri, dan aroma segar dari serai dan daun
jeruk.

“Dari dapur, kita tidak hanya menciptakan makanan tetapi juga generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing. Memasak bukan sekadar soal budaya, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan keluarga,” sambung  Urip Ariani Setyorahayu, S.Pi selaku Plt. Kepala Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Tak hanya menyimak, para peserta juga diberi kesempatan untuk ikut langsung dalam sesi Praktik Memasak Mustikarasa, di mana 10 kelompok ibu melakukan praktik memasak secara berkelompok
dan menyampaikan hasil olahannya.

Peserta daring turut berinteraksi dalam sesi tanya jawab dan berbagi cerita inspiratif melalui platform Zoom Webinar.

Sebagai bentuk edukasi tambahan, pada sesi makan bersama turut diperkenalkan beras pecah kulit, sumber karbohidrat tinggi serat yang diolah sebagai alternatif nasi putih dan memperkuat semangat konsumsi pangan sehat.

Ketua Tim Penggerak PKK, Ir. Listyati Purnama Rusdiana, MSi, mengatakan memasak telah menjadi aktivitas yang lumrah bagi banyak perempuan. Lebih dari sekadar rutinitas, memasak sendiri
memberi kendali penuh atas kandungan gizi, kebersihan, serta bahan tambahan dalam makanan.

Dengan begitu, keluarga tidak hanya kenyang, tapi juga sehat dan terjaga kualitas asupannya.

Hadirnya GIM menandai pentingnya pangan lokal sebagai solusi inklusif untuk mendekatkan akses pangan ke masyarakat dan memerangi kelaparan dengan berbasis kearifan lokal.

Dengan kembali ke pangan lokal dan rempah, keberlanjutan alam dan budaya Indonesia semakin terjaga dan ketahanan gizi keluarga semakin kuat dari akarnya. Indonesia sebagai negara kaya sudah
seharusnya mandiri secara pangan.

Sebanyak 900 jenis tanaman pangan (Badan Pangan Nasional, 2022) serta 9000 spesies tanaman obat (Badan Pengkaji dan Pengembangan Perdagangan, 2017)
sudah semestinya dapat dikelola dengan optimal sebagai sumber gizi dan pengobatan alami masyarakat Indonesia.

Tentang Foodbank of Indonesia Foodbank of Indonesia merupakan organisasi sosial yang bergerak untuk mengatasi kesenjangan pangan di masyarakat.

Berdiri pada 20 Mei 2015, FOI menjadi jembatan antara pihak yang berkecukupan dengan pihak yang berkebutuhan. Dalam praktiknya, FOI menjadi jembatan antara masyarakat yang berlebihan makanan dengan masyarakat yang membutuhkan.

Seperti yang tertera pada Pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 2 bahwa bangsa yang
merdeka adalah mereka yang berdaulat atas pangannya sendiri dan mampu mengatur untuk membentuk impian masyarakat yang adil dan sejahtera.

FOI juga mendukung negara dalam mencapai kedaulatan pangan seperti yang
ditargetkan oleh SDG’s (Sustainable Development Goals) nomor 2 yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.

Selain itu, FOI juga mendukung tercapainya SDG’s nomor 12 yaitu pola produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab.

Dewi's avatar

By Dewi

Related Post