Wanitaindonesianews.com, JAKARTA– Presiden Business Profesional Women (BPW) Indonesia , Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menghimbau kepada perempuan Indonesia untuk terus belajar. Terutama dalam memanfaatkan era digital sebagai sarana pengembangan diri.
Pemanfaatan teknologi tidak hanya penting dalam dunia kerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan, kewirausahaan, dan perlindungan diri atas kekerasan perempuan di dunia maya.
“Belajar itu sepanjang usia, sepanjang hayat, karena zaman terus berkembang dengan cepat. Apalagi teknologi digital yang semakin canggih, menuntut siapapun harus bisa beradaptasi,” ujar Giwo disela-sela kegiatan Business Profesional Women (BPW) Indonesia International Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu , 20 Agustus 2025.

Di era digital, akses terhadap informasi kini sangat terbuka mulai dari pelatihan daring, kelas keterampilan, hingga akses permodalan digital untuk umkm.
Perempuan perlu diberdayakan agar tidak hanya menjadi pengguna tetapi juga pelaku aktif dalam ekosistem digital.
“Belajar itu bisa melalui seminar, melalui pelatihan, seperti yang nantinya akan dilakukan oleh BPW Indonesia,” lanjut Giwo.
Dengan terus belajar, jelas Giwo, maka perempuan semakin pintar sehingga bisa berbuat lebih banyak untuk masyarakat luas. Bukan sekadar urusan rumah tangga, bukan sekadar untuk diri sendiri tetapi bagaimana memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Business Profesional Women (BPW) Indonesia International Forum 2025 digagas oleh Giwo sekaligus sebagai acara pengukuhan organisasi yang dipimpinnya sebagai federasi dari BPW Internasional.

Sebanyak 250 orang perempuan menghadiri forum ini. Mereka adalah perempuan pelaku bisnis dan para professional dari berbagai disiplin ilmu yang sangat berpengaruh baik di tataran nasional, regional maupun global.
Mengusung tema “Women Bridging Nations and Driving Sustainable Future” dan subtema “Embracing Artificial Intelligence and Green Business Transformation”, forum ini diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat jejaring, mempromosikaan kepemimpinan wanita serta mendorong transformasi menuju bisnis hijau dan adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI).
Sejumlah public figure, pejabat dan pengusaha nampak hadir dalam forum tersebut seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, anggota Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, dan lainnya.
Forum tersebut tidak hanya diisi dengan talkshow yang menampilkan narasumber professional, akademisi dan pebisnis, tetapi juga kesepakatan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk swasta.
Hetifah Sjaifudian yang juga Ketua Komisi X DPR menambahkan, di era disrupsi saat ini, penguasaan AI oleh perempuan sangat dibutuhkan.
“AI merupakan salah satu topik yang paling ingin dipelajari oleh perempuan. Namun, keinginan itu tidak sebanding dengan ketimpangan akses dan pelatihan yang diberikan,” papar Hetifah.
Giwo turut menambahkan, mengajak perempuan untuk belajar dan mengikuti pelatihan tidaklah mudah.
“Bersama BPW internasional, kita akan melakukan kunjungan ke sejumlah negara untuk mengajak, dan memotivasi para perempuan untuk belajar dan mengikuti pelatihan dengan cara lebih menarik,” tambah Giwo.

Kunjungan yang dimaksud, tidak hanya di Kawasan Asia Pasifik tetapi juga dunia. Dalam waktu dekat, BPW Indonesia misalnya, akan berkunjung ke Malaysia untuk berbagi pengalaman dan motivasi dengan perempuan dari berbagai negara, di mana Presiden BPW Indonesia Giwo Rubianto menjadi salah satu pembicara kunci.
“Setelah itu agenda berikutnya adalah Qatar,” jelas Giwo.
Kembangkan Potensi Profesional
Lebih lanjut, Giwo menegaskan bahwa dengan diresmikannya BPW Indonesia sebagai federasi BPW Internasional, maka kolaborasi antar negara untuk menggali potensi perempuan dalam bidang bisnis, profesi dan kepemimpinan di semua tingkatan akan lebih mudah dilakukan.
Upaya tersebut diwujudkan melalui pendekatan yang menyeluruh, mencakup advokasi kesetaraan gender, akses terhadap pendidikan berkualitas, pendampingan yang berkelanjutan serta pembentukan jejaring yang inklusif.
Giwo menjelaskan BPW International merupakan jaringan global yang berpengaruh yang beranggotakan wanita bisnis dan professional dari lebih 100 negara di 5 benua dengan status konsultatif di ECOSOC/Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Didirikan pada tahun 1930, BPW International berkantor pusat di Jenewa. BPW International mengembangkan potensi professional, kepemimpinan dan bisnis di semua tingkatan melalui program dan proyek mentoring, jejaring, pengembangan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi wanita di seluruh dunia.

Ia memastikan bahwa BPW Indonesia sebagai bagian dari BPW International, terus bekerja sama dengan badan-badan PBB dan mitra global untuk memastikan suara perempuan terdengar, hak-haknya terlindungi dan kesempatan diperluas di seluruh dunia.
Beberapa program dan inisiatif dari BPW antara lain secara aktif bekerja sama dengan berbagai badan PBB.
“Kami memengaruhi kebijakan melalui partisipasi aktif perwakilan tetap kami di markas besar dan lembaga PBB di New York, Wina, Paris, Jenewa serta komisi regional,” katanya.
BPW juga terkoneksi industry global melalui kemitraan korporat, dukungan kewirausahaan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Selain itu, kami juga berinisiatif dalam community project dengan berkontribusi dalam inisiatif di tingkat akar rumput yang memberdayakan perempuan dalam pendidikan, kesehatan dan pembangunan ekonomi,” tambah Giwo.
Saat ini BPW Indonesia siap menerima para perempuan Indonesia yang ingin mengembangkan diri.
“BPW Indonesia memberikan banyak benefit bagi perempuan. Di antaranya mendapat kesempatan pengembangan kepemimpinan, memiliki koneksi global, dapat berpartisipasi dalam kongres dan konferensi tingkat PBB, regional, nasional dan internasional ” pungkas Giwo.

