October 30, 2025

Kasus Stroke Kian Meningkat,Medistra Hospital Hadirkan Program Stroke Ready Hospital

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA— Medistra Hospital resmi memperkenalkan program Stroke Ready Hospital, sebuah inisiatif layanan terpadu untuk memastikan pasien dengan gejala stroke mendapat penanganan medis yang cepat, tepat, dan komprehensif.

Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dan menjadi penyebab utama
kecacatan jangka panjang di Indonesia.

Data WHO menunjukkan bahwa setiap 6 detik, satu orang di dunia meninggal akibat stroke. Di Indonesia, kasus stroke kian meningkat, terutama di perkotaan dengan gaya hidup yang penuh tekanan.

Penanganan stroke dikenal sangat bergantung pada waktu. Ada istilah golden period, yakni 3 sampai 4,5 jam pertama sejak gejala muncul.

Bila pasien mendapatkan penanganan dalam waktu ini, peluang pemulihan mendekati kondisi semula sangat tinggi. Namun bila terlambat, kerusakan otak bisa menjadi permanen.

Keunggulan Program Stroke Ready Hospital :

● Alur  (fast track): pasien stroke ditangani lebih dulu, tanpa menunggu prosedur administrasi panjang.
● Tim multidisiplin: dokter spesialis saraf, radiologi, rehabilitasi medis, serta perawat terlatih selalu siap siaga.
● Teknologi medis: fasilitas CT Scan tersedia 24 jam untuk mempercepat diagnosis.
● Terapi trombolisis: obat penghancur bekuan darah yang hanya efektif diberikan
dalam golden period.

Sementara pada perawatan stroke biasa, pasien sering kali harus melalui prosedur administrasi atau menunggu giliran.

Program Stroke Ready Hospital dihadirkan Medistra Hospital sebagai bentuk komitmen rumah sakit dalam menyelamatkan nyawa pasien stroke sekaligus menurunkan angka kecacatan.

“Program Stroke Ready Hospital ini tidak hanya melibatkan tim medis yang terlatih, dan siap siaga 24 jam, tetapi juga fasilitas yang lengkap untuk  mendukung penanganan cepat dan tepat. Medistra Hospital adalah rumah sakit yang siap memberikan perawatan terbaik, dengan tim medis yang berkompeten dan berpengalaman dalam menangani kasus-kasus stroke,” ujar Dr. Adhitya Wardhana, MARS, Direktur Medistra Hospital.

Selain penanganan darurat, Medistra Hospital juga menyediakan layanan rehabilitasi
pasca-stroke untuk membantu pasien yang datang terlambat atau mengalami sisa gejala agar tetap dapat hidup mandiri.

Dikatakan dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), salah satu narasumber dalam talk show, gejala stroke tidak selalu ditunjukkan dengan kelemahan anggota gerak atau bicara pelo.

Gejala stroke juga bisa berupa pandangan kabur, pusing berputar, atau kehilangan keseimbangan mendadak. Karena itu, masyarakat perlu mengenali tanda-tanda
FAST (Face drooping, Arm weakness, Speech difficulty, Time to call emergency).

Maka sebelum gejala stroke itu datang dalam kehidupan kita, ditambahkan dr. Manfaluthy , pentingnya membatasi gaya hidup modern.

“Stres tinggi, kurang tidur, konsumsi makanan tinggi lemak/gula/garam, kurang olahraga, serta merokok adalah faktor risiko yang sangat berpengaruh. Dengan perubahan gaya hidup lebih sehat, risiko stroke akan dapat ditekan.

Dengan terapi yang tepat,  lanjut dr. Manfaluthy, banyak pasien yang tetap dapat kembali beraktivitas secara produktif. Namun  semua bergantung pada penanganan di awal.

“Bila pasien datang dalam golden period dan ditangani dengan trombolisis, kemungkinan
untuk kembali ke kondisi semula bisa sangat tinggi. Bahkan ada pasien yang bisa pulih tanpa gejala sisa. Namun, bila terlambat, hasilnya tidak akan seoptimal itu,” papar dr. Manfaluthy.

Dr. Manfaluthy juga menjelaskan penanganan dengan trombolisis untuk pasien stroke yang sudah lama tidak dapat dilakukan.

Sebab, trombolisis hanya efektif diberikan dalam 3 sampai 4,5 jam pertama. Bila lebih dari itu, jaringan otak sudah rusak permanen dan obat ini tidak bermanfaat.

Namun yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan bantuan fisioterapi.

“Bila golden period terlewati, kerusakan otak sudah terjadi. Namun fisioterapi, terapi wicara, dan rehabilitasi lain tetap sangat penting. Tujuannya bukan menyembuhkan sepenuhnya, tetapi memaksimalkan fungsi yang tersisa agar pasien bisa lebih mandiri,” pungkas dr. Manfaluthy.

Dewi's avatar

By Dewi

Related Post