Wanitaindonesianews.com, JAKARTA– Hadir di ajang pagelaran fashion akbar IN2MF 2025, melalui koleksi Kaski Atelier, Latifah , Desainer asal Depok, Jawa Barat mengangkat batik khas Pekalongan yang terakulturasi budaya Tiongkok dan Madura.
Menampilkan 8 koleksi dengan tema Azura Harmoni, lahirlah koleksi kebaya janggan kontemporer yang dituangkan pada sejumlah motif nan sarat makna.
Adapun motif-motif yang dihadirkan adalah Motif Jlamprang, Motif Jlamprang Medali, Motif Kembang Tanjung, Motif Jamilah dan Motif Ukel.
“Azure Harmony” adalah sebuah koleksi kebaya janggan kontemporer yang memadukan keanggunan tradisi dengan semangat inovasi. Warna biru azura
dihadirkan sebagai simbol ketenangan jiwa, kejernihan pikir, sekaligus pesona elegan yang abadi,” ungkap Latifah yang akrab disapa Efa.
Sementara setiap motif juga memiliki filosofi yang sarat akan makna.
●Motif Jlamprang: Makna motif Jlamprang adalah simbolisasi nilai-nilai keseimbangan, harmoni, keberanian, dan spiritualitas yang mencerminkan keberagaman dan toleransi masyarakat Pekalongan.
Motif ini dirancang dengan pola geometris dan warna cerah, mengandung filosofi tentang hubungan dunia manusia dan kebaikan hidup, serta akulturasi budaya Tiongkok dan India.
○Motif Jlamprang Medali: Makna Motif Jlamprang Medali adalah representasi simbolis untuk menghubungkan dunia manusia dengan dunia para dewa, mencerminkan kepercayaan kosmologis dan digunakan sebagai medium dalam upacara adat di Pekalongan masa lalu. Ciri khasnya berupa pola geometris simetris dengan titik, lingkaran, dan kotak, seringkali menggunakan warna cerah untuk melambangkan kehidupan yang harmonis dan berkembang.

○Motif Kembang Tanjung: Motif Kembang Tanjung Ketika Motif Jlamprang dan Kembang Tanjung disatukan, maka akan memperkuat pesan tentang keramahan, harmoni, dan keindahan, yang menjadi dasar kuat dari motif ini sebagai simbol spiritualitas dan keharmonisan sosial.
○Motif Jamilah: Motif Jamilah menunjukkan sebuah kecantikan yang berasal dari bahasa Arab. Motif ini pertama kali dibuat secara manual dengan tangan oleh ibu bernama Jamilah.
○Motif Ukel: Motif Ukel makna: Kesinambungan dan Aliran. Bentuk
melengkung dan berulang melambangkan kesinambungan hidup, aliran energi, atau keharmonisan antar mahkluk.
“Setiap busana dihiasi dengan detail sashiko—sebuah teknik jahit yang merepresentasikan ketekunan, kesabaran, serta filosofi memperkuat sekaligus memperindah. Koleksi ini dilengkapi dengan aksesoris tas rajutan dari Derryl’s Crochet yang melambangkan kesederhanaan sekaligus kehangatan tangan pengrajin,” papar Efa.
Dari perpaduan ini tercipta harmoni antara kelembutan dan kekuatan, antara masa lalu yang kaya nilai dan masa kini yang penuh gaya tapi tetap bisa di pakai dalam semua kegiatan.

“Azure Harmony” bukan sekadar busana, melainkan perwujudan persatuan—suatu narasi visual tentang bagaimana tradisi dan modernitas dapat berdampingan, saling melengkapi, dan melahirkan keindahan baru yang berakar pada budaya namun tetap relevan dengan zaman.
Efa menambahkan, kolaborasi
strategis Kaski Atelier bersama Batik Nolos dari Pekalongan bertujuan untuk memperkuat eksistensi batik sebagai warisan budaya Indonesia sekaligus meningkatkan daya tariknya di tengah masyarakat luas.
Sebagai brand yang berkomitmen pada pengembangan desain yang inovatif, Kaski Atelier melihat peluang besar dalam menghadirkan batik dalam perspektif baru
yang lebih modern, dinamis, dan relevan dengan kebutuhan pasar masa kini.
Melalui kolaborasi dengan Batik Nolos yang memiliki keunggulan dalam kualitas batik tradisional, koleksi ini tidak hanya menampilkan keindahan motif dan teknik
khas Pekalongan, tetapi juga mengemasnya dalam rancangan kontemporer yang dapat menjangkau generasi muda.
Kolaborasi ini menjadi wujud nyata sinergi antara kekuatan tradisi dan inovasi desain. Dengan demikian, batik tidak lagi sekadar dipandang sebagai busana formal atau seremonial, melainkan mampu bersaing sebagai produk fashion yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun global.

