Wanitaindonesianews.com, JAKARTA–Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama Jakarta Philharmonic Orchestra menggelar pertunjukan orkestrasi bertajuk Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia” dengan menghadirkan 54 musisi, 28 paduan suara dan 5 penyanyi dan 1 grup band di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu, 8 November 2025.
Narasi kepemudaan dengan menghadirkan rentang sejarah peran pemuda mulai dari Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan sampai pemuda hari ini, menjadi inti pesan untuk mengingatkan semua untuk senantiasa mencintai Indonesia.
Pagelaran ini merupakan kolaborasi Jakarta Philharmonic Orchestra dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) merupakan kelompok musik orkestra di Kota Jakarta yang memiliki sejarah panjang dari masa ke masa telah ada sejak 1904 dengan hadirnya Batavian Staff Orchestra, seiring perjalanan panjang Kota Jakarta.
Kemudian pada 1912 berevolusi menjadi Bataviasche Philharmonic Orchestra, lalu berganti nama menjadi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) Orchestra, sebuah grup orkes di era radio Hindia Belanda tahun 1934.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan kota. Bukan hanya sebagai penggerak identitas dan warisan budaya, namun juga sebagai pendorong ekonomi kreatif
dan penopang kesejahteraan masyarakat,” kata Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dalam kata sambutannya.
Melalui konser “Satoe Indonesia, Perayaan Kebangsaan Indonesia”, kita tidak hanya merayakan seni dan musik, namun juga merenungkan kembali jalan panjang perjuangan bangsa—dari ikrar sakral Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 hingga keberanian pemuda Surabaya mempertahankan kemerdekaan pada November 1945.
“Konser ini menjadi ruang perjumpaan seni yang inklusif bagi seluruh elemen masyarakat—pelajar, pecinta musik, hingga keluarga—untuk bersama-sama menyalakan semangat kebangsaan dan rasa cinta terhadap Indonesia,” lanjut Pramono.

Sementara itu, Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary mengatakan Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern.
“Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” ujar Mochamad Miftahulloh Tamary.
Dalam kurang lebih 2 jam, di bawah conductor Aminoto Kosin akan ditampilkan karya: WR Supratman, Mochtar Embut, Ibu Soed, Ismail Marzuki, Alfred Simanjuntak, Titiek Puspa, Koes Plus, Guruh Soekarno Putra, Syaiful Bahri, Bing Slamet dan Gombloh yang ditampilan oleh: Aimee Saras, Endah Laras, Gabriel Harvianto, Galabby Thahira, Lea Simanjuntak dan /Rif.
“Bagi Jakarta Philharmonic Orchestra ini adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan karena kami mengemban branding Jakarta dalam nama orkestra kami. Dari sini, dalam kegiatan kami, rangkaian lagu-lagu Jakarta atau Betawi akan menjadi aransemen pembuka di setiap pagelaran. Visi kami adalah menjadikan lagu lagu Jakarta menjadi lagu dunia dan dimainkan oleh orkestra dunia serta Jakarta menjadi salah satu panggung orkestra di dunia,” jelas Aminoto Kosin, music director sekaligus conductor.
Pagelaran Perayaan Kebangsaan Satoe Indonesia ini adalah salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong perkembangan berbagai kesenian di panggung nasional dan internasional.

