December 15, 2025

Tutup Tahun 2025, HerLens Gelar BrightHer Talkshow: Peran Artificial Intelligence Dalam Eliminasi Kanker Serviks di Indonesia

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA–HerLens salah satu startup teknologi kesehatan menyelenggarakan BrightHer Talkshow yang membahas bagaimana teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI) dapat mempercepat eliminasi kanker serviks di Indonesia.

Talkshow yang diselenggarakan di @Amerika, Jakarta  menandai berakhirnya  rangkaian program sepanjang tahun 2025 dengan  menghadirkan pakar kesehatan, mitra pemerintah, dan lembaga internasional.

Pada kesempatan ini ada empat pembicara yang dihadirkan,  antara
lain:

1. Dr. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG, Subsp. Onk MPH (Obstetrician-Gynecologic
Oncology, RSCM FKUI)

2. dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Director of Non-Communicable Disease, Ministry of
Health Indonesia)

3. Syahda Maulida P (Associate from Angin Advisory)

4. Nidya Anifa (Co-Founderfrom HerLens)

Acara ini dihadiri oleh tenaga kesehatan, pemangku kebijakan, sektor swasta,
mahasiswa, dan publik.

BrightHer adalah inisiatif HerLens yang bekerja sama dengan Female Cancer Program Jakarta dan FKUI–RSCM untuk memperluas akses skrining kanker serviks berbasis teknologi AI melalui pelatihan, kegiatan lapangan, dan edukasi publik, baik di wilayah urban maupun rural.

Melalui forum ini, HerLens menampilkan perjalanan HerLens selama setahun, mulai dari pengembangan teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, roadshow skrining, hingga kolaborasi regional di Jakarta dan Bengkulu.

Kanker Serviks: Tantangan Urgen yang Perlu Aksi Terukur

Kanker serviks masih menjadi penyebab kematian kedua bagi perempuan Indonesia.

Dimana tingkat skrining nasional baru mencapai ±7% pada 2023, jauh dari target WHO yaitu 70% cakupan pada 2030.
“Penyebab kanker itu hampir semuanya tidak diketahui, kecuali kanker serviks
yang 90% disebabkan oleh virus HPV. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu, yuk kita
ajak perempuan di sekeliling kita, teman kita, sahabat kita, ibu kita, tante kita,
untuk mau melakukan skrining dengan co-testing HPV DNA dan IVA,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular dari Kemenkes RI.

Di lapangan, pemeriksaan IVA masih banyak bergantung pada pengamatan visual secara manual, yang cenderung subjektif dan tidak konsisten.

Melalui teknologi AI, HerLens berupaya meningkatkan akurasi interpretasi IVA,
membantu tenaga kesehatan mengambil keputusan yang lebih cepat, tepat, dan
merata, baik difasilitas urban maupun daerah dengan akses terbatas.

Pencapaian BrightHer & HerLens Sepanjang 2025

Sepanjang tahun 2025, HerLens bersama mitra seperti Female Cancer Program FKUI – RSCM, Puskesmas, Poltekkes, dan jaringan komunitas berhasil mencapai tonggak penting:

Pertama, sebanyak 350+ perempuan mendapatkan Skrining IVA–DoVIA Berbasis AI secara gratis di 3 daerah berbeda.

Dimulai dari Jabodetabek, skrining dilaksanakan di RSCM Kintani dan Rumpun Ilmu Kesehatan UI, dengan jumlah  150 klien yang diperiksa.

Di Bengkulu, dilaksanakan di RSKJ Soeprapto dan Puskesmas Nusa Indah dengan total 68 klien yang diperiksa.

Di Bojonegoro dilaksanakan di Balai Desa Ngiringinrejo, total 173 klien diperiksa dan
total pasien diperiksa sebanyak 391 klien.

Kedua,  peningkatan kapasitas 75+ Tenaga Kesehatan

● Melatih 75 tenaga kesehatan (dokter & bidan) di Kampus UI, Depok dan Bengkulu

● Tenaga kesehatan dibekali keterampilan VIA–DoVIA dan penggunaan AI
HerLens

● Pelatihan mencakup materi klinis, praktik lapangan, serta quality
assurance

Ketiga, pre-seed Investment dari 22 Health Venture melalui NUS School of
Medicine Digital Health Accelerator

Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi HerLens secara global. HerLens berhasil mendapatkan pre-seed investment dari 22 Health Venture, sebuah venture fund yang berfokus pada inovasi teknologi kesehatan di Asia Pasifik.

Investasi ini difasilitasi melalui keterlibatan HerLens dalam NUS School of
Medicine Digital Health Accelerator, salah satu akselerator digital health paling
kompetitif di kawasan.

Co-Founder HerLens, Nidya Anifa menambahkan bahwa teknologi yang inklusif dapat menjembatani
kesenjangan layanan antara daerah kota dan rural.

“Data dari Bojonegoro dan Bengkulu menunjukkan bahwa perempuan dan tenaga kesehatan merasa lebih
percaya diri untuk melakukan skrining ketika layanan lebih mudah dan lebih
akurat,” ungkap Nidya Anifa.

Sementara itu dr. Gatot Purwoto, Obgyn RSCM FKUI menegaskan dampak kanker serviks tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga keluarga.

“Perempuan adalah setengah dari jiwa kita. Ketika seorang ibu atau
istri sakit, suami dan anak-anaknya ikut merasakan sakit yang sama. Hari ini
mereka tampak sehat, namun besok bisa tiba-tiba harus dirawat. Karena itu,
menjadikan eradikasi kanker serviks sebagai cita-cita bersama adalah langkah
yang wajib kita perjuangkan, ” ujar dr Gatot Purwoto.

Dukungan ini menegaskan bahwa solusi HerLens relevan secara global dalam meningkatkan deteksi dini di
negara berkembang.  Tak hanya ktu, teknologi AI HerLens ini pun memiliki potensi untuk di-scale dan diintegrasikan ke sistem kesehatan nasional. Ekosistem internasional percaya pada kemampuan HerLens mempercepat eliminasi kanker serviks di Indonesia.

Tahun ini, HerLens menerima dukungan hibah dari dua program bergengsi, yaitu :

a. YSEALI Seeds for the Future – U.S. Department of State

HerLens terpilih sebagai salah satu penerima hibah kompetitif regional
untuk menjalankan program BrightHer, yang berfokus pada perluasan akses skrining kanker serviks melalui teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, dan edukasi komunitas di daerah Jabodetabek dan Bojonegoro.

Dukungan ini memperkuat kerja sama HerLens dengan lembaga internasional serta membuka ruang kolaborasi lintas negara.

b. Pikiran Terbaik Negeri – Yayasan BUMN

HerLens juga meraih hibah nasional melalui program Pikiran Terbaik
Negeri, yang mendukung inovasi sosial berdampak.

Hibah ini memungkinkan BrightHer memperluas aktivitas edukasi, pelatihan, dan skrining, serta memperkuat kolaborasi dengan jaringan Puskesmas dan komunitas lokal di kota Bengkulu.

Kedua hibah ini menunjukkan pengakuan terhadap relevansi sosial, potensi
skalabilitas, dan dampak nyata HerLens bagi kesehatan perempuan Indonesia.

Redaksi's avatar

By Redaksi

Related Post