October 31, 2025

Mahasiswa LSPR Institut Bekasi Selenggarakan Program Community Development “SAPA LANSIA”:  Inisiatif Mewujudkan Lansia Berdaya

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA–Mahasiswa LSPR Institut Bekasi kelas PRDC 26-1TP LSPR Institute of Communication and Business menunjukkan kepedulian kepada lansia. Melalui program sosial bertajuk SAPA LANSIA: “Lansia Berdaya, Pondok Bambu Bahagia”, mereka mengimplementasikan ilmu Public Relations dalam ranah sosial.

Seiring bertambahnya usia, para lansia menghadapi berbagai tantangan signifikan, mulai dari perubahan fisik hingga penurunan interaksi sosial yang dapat berdampak pada kesehatan emosional dan mental.

Banyak di antara mereka yang merasa kehilangan peran, rutinitas, hingga mengalami kesepian dan isolasi sosial, terutama setelah pensiun atau kehilangan pasangan.

Para pembicara Talkshow inspiratif ( foto: Dewi)

Kesejahteraan emosional lansia sangat menentukan kualitas hidup mereka di masa tua. Dukungan keluarga, lingkungan yang inklusif, serta akses terhadap pelayanan kesehatan dan psikososial menjadi kunci penting agar para lansia tetap merasa dihargai, memiliki makna, dan terhubung dengan kehidupan sosial di sekitarnya.

Program sosial bertajuk SAPA LANSIA: “Lansia Berdaya, Pondok Bambu Bahagia”, adalah bentuk nyata kepedulian mahasiswa LSPR Bekasi terhadap kesejahteraan lansia.

Program ini sudah berlangsung sejak bulan Juni 2025 lalu dengan berbagai aktivitas. Pada acara puncak digelar talkshow inspiratif pada 14 Juli 2025 di Balai Warga RW 11, Pondok Bambu. Kegiatan ini menjadi momentum perayaan dan apresiasi atas perjalanan serta semangat para lansia selama mengikuti program.

Talkshow yang dipandu oleh Genta Pradana Puja Bangsa dan Melatiana Sari menghadirkan pembicara psikolog Klinis Tabula Shanen Emily, M.Psi, Ustadzah Witra Moerad, dan aktris senior Dr. Yasmine Yessy Gusman, SH, MBA yang juga dosen LSPR.

Psikolog Shanen mengatakan seiring bertambahnya usia, para lansia menghadapi berbagai perubahan. Mulai dari perubahan fisik hingga penurunan interaksi sosial yang dapat berdampak pada kesehatan emosional dan mental.

Menurutnya, kesejahteraan emosional lansia sangat menentukan kualitas hidup mereka di masa tua.

Karena itu, dukungan keluarga, lingkungan yang inklusif, serta akses terhadap pelayanan kesehatan dan psikososial sangat penting untuk diperhatikan.

“Faktor-faktor ini menjadi kunci penting agar para lansia tetap merasa dihargai, memiliki makna, dan terhubung dengan kehidupan sosial di sekitarnya,” ucapnya.

Dari sisi spiritual, Ustadzah Witra Moerad menyampaikan agama Islam mengajarkan penghargaan yang tinggi terhadap usia lanjut. Islam memberikan panduan tentang bagaimana memperlakukan lansia dengan penuh kasih sayang dan hormat.

Acara talkshow disambut antusias warga yang aktif bertanya (foto: Dewi)

Ada pun Yessy Gusman membagikan kisah inspiratifnya sebagai contoh bahwa bertambahnya usia tidak menghentikannya untuk terus berkarya. Bagaimana caranya mengisi usia senja tetap produktif.

Perayaan Hidup Sarat Makna

Sementara itu, Latifa Ramonita M.I.Kom selaku dosen pembimbing mata kuliah Community Development mengatakan program ini menjadi bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap kesejahteraan lansia sekaligus implementasi ilmu Public Relations dalam ranah sosial.

Pengembangan masyarakat (Community Development) ini melibatkan gabungan dari beberapa mata kuliah. Termasuk Program PR (Public Relations programm), komunikasi teknik (Teknik Communication), publisitas (Publisity), dan pengembangan masyarakat itu sendiri.

Pengembangan masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas melalui berbagai kegiatan yang melibatkan komunikasi, perencanaan, dan aksi nyata untuk mencapai perubahan positif.

“Kegiatan hari ini bukan sekadar penutupan, melainkan perayaan hidup yang sarat makna. Momen ini diharapkan menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan bagi para lansia untuk tetap merasa berarti, dihargai, dan terhubung dengan lingkungannya,” ucapnya.

Dosen mata kuliah Projects – PR Programs & evaluation, Sophia Bernadette S.E., M.I.kom, menambahkan Program SAPA LANSIA ini bertujuan untuk mendampingi lansia yang tinggal sendiri, meningkatkan kebahagian dan semangat hidup lansia, serta membantu lansia tetap aktif dan produktif di usia senja.

“Mahasiswa kami tidak hanya menguasai ilmunya di kampus, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Langsung menerapkannya di masyarakat. Tidak hanya berkarya di kampus tapi juga diterapkan di lingkungan masyarakat,” ucap Sophia Bernadette. 

Di  acara puncak ini  hasil karya para lansia turut dipamerkan mulai dari prakarya tangan hingga hasil kebun TOGA, yang merupakan wujud nyata dari semangat dan kreativitas mereka.

Ki-ka: Latifa Ramonita M.I.Kom , Surya Ananda Saputra dan Joko Nartono (foto : Dewi)

Ketua pelaksana Surya Ananda Saputra mengatakan program sapa lansia ini hadir untuk meningkatkan produktivitas dan semangat hidup para lansia melalui rangkaian kegiatan.

“Program ini  sudah berjalan sejak bulan Juni 2025 dengan berbagai aktivitas menarik dan bermanfaat. Di antaranya senam lansia yang bertujuan menjaga kebugaran tubuh dan mencegah penyakit degeneratif, kegiatan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), serta pembuatan prakarya sederhana yang mampu merangsang kreativitas dan ketangkasan motorik, ” ungkapnya.

Surya menambahkan, dipilihnya wilayah ini karena memiliki populasi lansia yang signifikan lebih dari 439 orang dengan rentang usia 55 – 80 tahun.

Suatu ketika ada satu kasus, lansia yang pulang bukan pulang ke rumah tetapi ke rumah Ketua RW. Ini menjadi satu masalah yang harus diatasi agar kasus serupa tidak terulang.

“Kebetulan salah satu kawan kami tinggal di wilayah sini adalah ayahnya adalah mantan Ketua RW 011 Bapak Joko Nartono. Kawan ini mencoba menggali masalah yang dihadapi lansia dan ditemukanlah kasus itu,” terangnya.

Joko Nartono mengatakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi lansia ini maka di RW 11 dibangun Posyandu Lansia. Di sini, para lansia selain memeriksa kesehatannya juga bisa berkumpul dengan para lansia lainnya. Bersosialisasi dan berkomunikasi. Menegaskan bahwa mereka tidak sendiri. Ada lansia-lansia lain yang bisa diajak mengobrol.

Sedangkan, Indro selaku Ketua RW 11 menyampaikan kegiatan yang diadakan mahasiswa LSPR Bekasi ini sangat bermanfaat bagi para lansia.

Indro mengaku kegiatan ini baru pertama kali diadakan di wilayahnya. Ia berharap, perguruan tinggi lainnya dapat mengadakan kegiatan yang bermanfaat bagi lansia. Tidak saja di wilayah Pondok Bambu, tetapi juga di wilayah lainnya.

Dewi's avatar

By Dewi

Related Post