Wanitaindonesianews.com–Seiring bertambahnya usia, banyak anggota tubuh mengalami penurunan fungsi, termasuk lutut. Yang paling sering dialami sendi lutut lebih rentan terhadap nyeri, kekakuan atau masalah lainnya.
Padahal jika mobilitas lutut terganggu, mengakibatkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, naik tangga, atau jongkok.
Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Hip & Knee, Siloam Hospital Mampang, dr.Mohammad Triadi Wijaya, Sp.OT mengatakan gangguan sendi lutut disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan produksi kolagen, kepadatan tulang berkurang, dan cairan pelumas sendi yang menipis.
Pada pasien berusia menjelang 50 tahun yang kerap terjadi adalah keluhan osteoarthritis atau pengapuran.

“Pada orang lanjut usia, tulang rawan ini menipis hingga menghilang. Awal-awal pasien merasa sakit saat naik tangga, tapi lama kelamaan, sakitnya mengganggu sekali,” ungkap dr.Mohammad Triadi Wijaya, di RS Siloam Mampang, Senin, 18 Agustus 2025.
Belakangan, penanganan osteoartritis adalah melalui tindakan Operasi TKR atau Total Knee Replacement. Tujuannya untuk menggantikan sendi lutut yang rusak akibat osteoartritis atau cedera lainnya. Dengan bantuan robot ini akan didapatkan hasil yang lebih akurat dan minim invasif.
“Kini mulai banyak digunakan di rumah sakit terkemuka adalah Robot TKR (Total Knee Replacement) – sebuah sistem robotik canggih yang dirancang untuk membantu dokter bedah melakukan operasi penggantian sendi lutut dengan tingkat presisi yang sangat tinggi,” ungkap Prof. Dr. dr. Ismail Hadi Soebroto Dilogo, Sp.OT. Subsp.P.L (K) Subspesialis Panggul dan Lutut di Siloam Hospitals Mampang.
“Pada tulang rawan yang tergerus, kita lapisi dengan tulang rawan buatan/artificial (total knee replacemen). Tujuan operasi robot TKR untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Penggunaan robot dalam TKR meningkatkan ketepatan dalam memotong tulang dan menempatkan implan secara presisi, sesuai dengan anatomi pasien masing-masing. Hal ini dapat mempercepat pemulihan, mengurangi rasa nyeri pasca operasi, serta meningkatkan umur implan lutut,” papar Prof. Ismail Hadi.

Meski begitu, banyak orang menunda operasi lutut karena khawatir akan rasa sakit, waktu pemulihan lama, atau hasil yang tidak optimal.
“Mereka takut terjadi komplikasi, bedah besar dan penyembuhannya lama. Padahal dengan teknologi ini pasien dapat menjalani operasi dengan rasa tenang, mengetahui bahwa prosedur dilakukan sesuai standar internasional,” lanjut Prof. Ismail Hadi , lagi.
Teknologi robotic TKR menjawab semua kekhawatiran ini dengan akurasi yang lebih tinggi, risiko kesalahan yang sangat minim, dan proses yang lebih nyaman.
Saat ini Siloam Hospital Mampang saat ini memiliki Velys Robotic, robot TKR generasi ketiga.
“Penggunaan robot dalam TKR meningkatkan ketepatan dalam memotong tulang dan menempatkan implan secara presisi, sesuai dengan anatomi pasien. Hal ini dapat mempercepat pemulihan, mengurangi rasa nyeri pasca operasi serta meningkatkan umur implan lutut,” ujar Prof. Ismail.
Selanjutnya, untuk menjaga kesehatan lutut dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup.
“Pertama lakukan olahraga secara teratur.
Latihan fisik yang tepat dapat membantu memperkuat otot-otot sekitar lutut dan menjaga kelenturan sendi.
Kedua, jaga berat badan ideal. Karena kelebihan berat badan memberikan tekanan ekstra pada lutut, sehingga menjaga berat badan ideal dapat mengurangi risiko masalah lutut.
Ketiga, konsumsilah makan yang sehat. Penuhi nutrisi yang tepat bagi tubuh. Terutama makanan yang mengandung kolagen, dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan sendi.
Keempat, hindari cedera otot. Di usia yang tidak lagi muda, berhati-hati saat beraktivitas dan hindari gerakan yang berlebihan atau tiba-tiba yang dapat memicu cedera lutut.
Kelima, jika terlanjur mengalami nyeri pada lutut, konsultasikan dengan dokter untuk mendapat diagnosa dan penanganan tepat,” pungkas Prof. Ismail.

