Wanitaindonesianews.com, JAKARTA – PT Ajinomoto Indonesia menjalankan program Ajinomoto Health Provider, sebagai wujud komitmen dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Program ini juga selaras dengan tujuan global perusahaan yaitu mengurangi dampak lingkungan sebesar 50% pada tahun 2030.
Dengan filosofi “Memperkuat kesejahteraan yang berkelanjutan bagi manusia, masyarakat, dan bumi melalui AminoScience,” Ajinomoto tidak hanya fokus pada gizi dan kesehatan, tetapi juga pada pelestarian lingkungan hidup.
Program keberlanjutan ini difokuskan pada tiga pilar utama:
Sampah plastik masih menjadi tantangan besar di Indonesia—jutaaan ton limbah diproduksi setiap tahunnya, dan banyak yang belum terkelola dengan baik.

Menjawab isu ini, Ajinomoto mengambil langkah nyata melalui inovasi pengemasan yang ramah lingkungan.
Kini, MSG AJI-NO-MOTO® hadir dengan kemasan kertas, mengurangi penggunaan plastik hingga 30%. Inovasi ini bahkan tercatat dalam Rekor MURI sebagai bumbu penyedap pertama di Indonesia yang menggunakan kemasan ramah lingkungan.
Tak hanya itu, dua produk unggulan lainnya, Masako® dan Sajiku®, juga turut berkontribusi dalam pengurangan limbah.
Masako® berhasil mengurangi penggunaan plastik sebesar 8,4% dan Sajiku® sebesar 9,5% Ajinomoto juga menggunakan kemasan mono-material, yang lebih mudah didaur ulang, sebagai dukungan terhadap ekonomi sirkular dan praktik konsumsi berkelanjutan.
Di lapangan, langkah konkret juga dilakukan. Di Mojokerto, Jawa Timur, Ajinomoto bekerja sama dengan Rekosistem—platform daur ulang berbasis teknologi—untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah.
Melalui kolaborasi dengan TPST, bank sampah lokal, dan integrasi aplikasi digital, Ajinomoto membangun waste station yang memudahkan masyarakat dalam menyetor dan memilah sampah dari sumbernya.
Grant Senjaya, Head of Corporate Communications PT Ajinomoto Indonesia, menegaskan dalam hal ini perusahaan tidak hanya mengurangi plastik dalam kemasan, tapi juga aktif mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya.
Inovasi dan edukasi berjalan beriringan. Ajinomoto percaya, masa depan yang lebih bersih dan sehat bisa dimulai dari dapur kita—dan dari kemasan yang lebih bijak.

Dalam upaya mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sehat, Ajinomoto Indonesia menjalankan komitmennya terhadap Net Zero Emission—sebuah langkah nyata untuk mengurangi emisi karbon demi bumi yang lebih bersih.
Sejak Oktober 2023, Ajinomoto mengganti bahan bakar boiler dari batu bara ke biomassa wood pellet, yakni limbah pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini merupakan bentuk transisi energi yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya terbarukan.
Tak berhenti di sana, Ajinomoto juga memanfaatkan panel surya di pabrik-pabriknya di Mojokerto dan Karawang, serta mengantongi Sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bukti nyata kontribusi terhadap penggunaan energi bersih.
Seluruh inisiatif ini tidak hanya mendukung target nasional pengurangan emisi, tetapi juga menjadi bagian dari komitmen global dalam transisi menuju energi berkelanjutan dan pengurangan polusi udara.
Dengan semangat AminoScience dan keberlanjutan, Ajinomoto membuktikan bahwa industri juga bisa menjadi bagian dari solusi—mendukung kesehatan manusia, masyarakat, dan bumi secara bersamaan.
Di balik produk-produk Ajinomoto yang kita kenal di dapur, ada komitmen besar untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Di Pabrik Ajinomoto Mojokerto, prinsip Zero Waste diterapkan secara menyeluruh, memastikan bahwa setiap proses produksi berjalan efisien, minim limbah, dan ramah lingkungan—dari hulu hingga hilir.
Ajinomoto memanfaatkan beragam co-product dari proses produksi, seperti:
AJIFOL sebagai pupuk daun,
AMINA untuk pupuk tanah,
FML sebagai nutrisi tambahan bagi ternak,
GCC Mix, TRITAN, dan produk lain yang memiliki nilai tambah bagi sektor pertanian dan peternakan.

Konsep Bio-Cycle juga diterapkan—dimana hasil pertanian dan peternakan yang digunakan dalam produksi, didaur ulang kembali menjadi bahan baku, menciptakan siklus yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, efisiensi juga dilakukan melalui:
Pengurangan emisi karbon
Penghematan air hingga 35% melalui teknologi water treatment
Pengelolaan air limbah yang bertanggung jawab untuk menjaga kualitas air Sungai Brantas
Dan penerapan prinsip 4R: Reduce, Reuse, Recovery, Recycle di seluruh aktivitas operasional pabrik
“Sebagai Health Provider, kami ingin memberi dampak lebih dari sekadar rasa lezat. Kami menghadirkan solusi lingkungan berkelanjutan dari proses produksi hingga pengemasan,” pungkas Grant Senjaya.

