November 24, 2025

Tekankan Penggunaan APBN Untuk Hal Esensial, Anis Byarwati Sepakat Menkeu Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh

Wanitaindonesianews.com, JAKARTA–Sikap tegas Menteri Keuangan Purbaya yang menolak pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dibebankan pada APBN, memperoleh dukungan dari sejumlah anggota legislatif di DPR.

Salah satunya datang dari Anggota DPR RI Anis Byarwati.

Dia berpendapat pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak tepat apabila dibebankan pada APBN.

“Kondisi itu justru memperberat kondisi keuangan negara yang sudah dalam keadaan terbatas,” katanya di Jakarta, 16 Oktober 2025.

Anis mengaku sepakat dengan Menkeu Purbaya yang tegas menolak pembayaran utang tersebut.

“Permasalahan proyek infrastruktur KCJB muncul sejak awal, seperti tidak masuknya proyek ini dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030, bahkan Menhub saat itu tidak menyetujui proyek Whoosh dengan alasan bakalan tidak bisa dibayar,” paparnya.

Berdasar informasi yang beredar PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI sekaligus pemegang saham terbesar di PT KCIC, mencatatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun pada 2024.

Kerugian terus berlanjut di tahun 2025 pada semester I-2025 juga merugi sebesar Rp 1,625 triliun.

“Kereta Cepat menurut data BPS, hanya ramai saat-saat liburan saja, padahal biaya investasi sangat tinggi, lalu harus menanggung operasional yang tidak kecil,” ungkapnya.

Anis mengungkapkan kondisi ini menjadi pelajaran berharga terutama untuk pemerintahan saat ini, agar setiap pilihan kebijakan yang melibatkan kepentingan publik harus ditimbang secara mendalam manfaat dan madharatnya.

“Perusahaan BUMN yang awalnya sudah sehat ini terbebani membayar utang Rp2 triliun per tahun untuk proyek kereta cepat yang notabene merupakan penugasan presiden terdahulu, padahal para pembantunya sudah memperingatkan dahulu,” katanya.

Legislator PKS ini menekankan penggunaan APBN hanya untuk hal yang esensial.

“Terutama dengan aturan baru dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN, dimana dividen BUMN itu disetorkan kepada Danantara dan tidak masuk APBN, maka Danantara harus kelola dan mencarikan solusi yang tidak membebani APBN lagi,” pungkasnya.

Dewi's avatar

By Dewi

Related Post