Nina SeptianaDesainer Brand Nina Nugroho :

GoHappyLive. Com,  JAKARTA- Ditengah kesibukan membesarkan brand busana Nina Nugroho , sang owner Nina Septiana mendirikan komunitas Active Muslimah Community (AMC). Menurut Nina, tidak perlu menunggu hingga titik batas kemampuan maksimum pencapaian dalam membangun bisnis, baru mulai berpikir untuk berbagi dengan sesama.
Disadari atau tidak, para ibu bekerja kerap menghadapi berbagai macam persoalan, baik di rumah maupun di tempat bekerja.
Sama seperti para ibu bekerja lainnya, desainer Nina Septiana merasakan hal serupa.
Berbekal pengalaman itulah, dia tergerak untuk membentuk AMC perkumpulan para perempuan muslimah yang aktif berkarya, baik sebagai karyawan, profesional maupun pengusaha.
Menurut Nina, AMC dibentuk untuk membantu anggotanya dalam menjalankan peran terbaiknya, baik di keluarga maupun di profesi yang ditekuninya.
“Ide didirikannya AMC karena saya bergelut setiap hari dengan berbagai tantangan multi-peran yang saya harus jalankan, karena hal itulah yang mendorong saya mendirikan AMC,”ungkap Nina.
Sejak didirikan tahun lalu, anggota AMC saat ini telah mencapai 300 orang, menyebar di Jabodetabek. Bahkan desakan dari sejumlah daerah seperti Bandung, Balikpapan dan Makasar agar AMC hadir disana. Namun Nina memperkirakan baru akan bergerak ke Bandung, mengingat lokasinya tidak begitu jauh dari Jakarta.
Wanita asal Cirebon ini menambahkan AMC adalah organisasi nirlaba yang tidak mencari keuntungan. Seluruh dana yang terkumpul dikelola oleh pengurus dan digunakan sepenuhnya untuk kepentingan anggota.
AMC memiliki aktivitas bulanan dimana para anggota berkumpul untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dari para ahli dan praktisi terkait dengan tantangan dan solusi multi-peran seorang wanita muslimah.
“Selain itu, AMC juga memiliki forum online berbasis Whatsapp dimana semua anggota dapat bertanya dan saling berbagi solusi secara langsung dan berkelanjutan. Topik bahasan meliputi keluarga, karir dan fashion,” lanjut wanita berkaca mata ini.
Meski masih terus mengembangkan lini bisnisnya, Nina tidak menjadikan itu sebagai kendala untuk aktif bersama komunitas.
Karena sejatinya setiap manusia tidak perlu menunggu hingga titik batas kemampuan maksimum pencapaiannya dalam membangun bisnis, baru mulai berpikir untuk berbagi dengan sesama.
“Kalau menunggu saya sampai di titik batas maksimum pencapaian saya , kemudian baru terpikir untuk berbagi, rasanya kok sudah telat banget. Saya memilih memberanikan diri sambil berproses, sambil berbagi, sambil belajar,” renung Nina.
Nina berharap para wanita yang punya tantangan multi peran tidak merasa sendiri menghadapi tantangannya.
Dari pengalaman pribadi, seringkali yang membuat tidak sehat bagi keluarga adalah apabila seorang wanita sudah merasa sendiri menghadapi problematika atau tantangan multiperannya.
Terlebih di dunia kerja yang sebenarnya, hal tersebut akan lebih banyak lagi ditemukan.
“Nah berangkat dari situ, kemudian saya yang juga salah satu wanita yang multi peran. Kemudian saya memberanikan membentuk AMC ini,” sambung Nina.

Setelah Ditanya Suami

Memang kehadiran AMC dan brand Nina Nugroho tidaklah berjauhan. AMC hadir , setahun setelah Nina memutuskan untuk focus berbisnis.
Namun berbekal dukungan sang suami dan keluarga, Nina dapat menjalankan keduanya.
Bahkan yang menggembirakan perkembangan brand Nina Nugroho kian hari kian dikenal.
Hal tersebut diakui Nina, lantaran sebagai desainer dia mencoba untuk focus pada satu konsep saja.
“Brandnya semakin kuat dan semakin tajam. Karena kita benar-benar ingin menguatkan diri bahwa Nina Nugroho adalah brand fashion untuk para muslimah yang aktif. Kita focus di baju kerja nih. Tahun lalu kita memang masih ada Nina Nugroho Signature, Nina Nugroho casual, tapi per awal tahun ini kita focus hanya di nina nugroho adalah modest fashion para active muslimah. Jadi istilahnya kita sudah menemukan corenya lah. Sudah menemukan corenya. Kami sudah semakin tajam dan konsisten disitu. Alhamdulilah di tahun kedua sudah tahu harus kemana,” urai Nina.
Nina menambahkan pasar pakaian kerja muslimah masih sangat besar sekali. Hal tersebut diketahuinya dari apa yang dilihatnya selama ini.
“Masih banyak banget wanita aktif yang bekerja karena mereka nggak one stop shopping, jadi bawahan beli dimana, atasan beli dimana. Nanti blazer atau outernya beli dimana. Akhirnya penampilanya jadi nggak karu-karuan. Dari situ Nina Nugroho memberikan solusi dalam berbusana. Ini lho looknya begini. Jadi selain untuk memperkenalkan brand, kita juga berusaha mengedukasi perempuan active muslimah itu bahwa cara kalian berbusana itu juga memberikan nilai dimana active muslimah itu berada. Dengan begitu, pengennya semua wanita yang berkerudung tidak lagi dipandang sebelah mata, karena cara berpakaiannya sudah sesuai,” ucap Nina.
Kembali ke soal dukungan suami, Nina mengatakan bahwa berkat sang suami sejak 2 tahun ke belakang ini berani untuk focus berbisnis.
“Sebenarnya dari 8 tahun lalu aku sudah bisnis busana mulimah dengan brand yang berbeda. Tapi kan 6 tahun berjalan istilahnya begitu-begitu aja. Karena memang berangkatnya dari hobi. Terus suami nanya, kalau hanya sekedar menjalankan hobi, tidak ada kewajiban yang dilakukan, ya nanti kalau hobinya ganti, gimana?,” lanjut Nina.
Selanjutnya di awal 2016 suaminya yang seorang konsultan bisnis bertanya secara serius pada Nina.
Apakah dia ingin menjalankan bisnis tetap sebagai hobi atau sekaligus menjalan secara serius supaya manfaatnya lebih terasa pada banyak orang.
“Akhirnya tahun 2016 itu saya dan suami berkolaborasi. Saya Nina dan Nugroho, suami, kita sama-sama membangun brand Nina Nugroho. Suami saya sebenarnya seorang pengusaha. Ada 2 perusahaan yang beliau pegang saat ini. Kalau dengan Nina Nugroho online shop dan offline shop, jadi 4 perusahaan ya. Intinya kami berbagi tugas. Beliau bantu dari sisi bisnisnya. Sementara saya pegang di produksi dan brandingnya,” ucap Nina.
Menjalankan banyak peran diakui Nina bukan hal mudah.
“Tantangannya bukan datang dari luar tetapi dari pertentangan diri sendiri,” ucapnya, serius.
Terlebih dirinya memiliki standar sendiri sebagai ibu dan istri yaitu selalu bisa melayani keluarga.
“Apapun yang terjadi di luar, family come first. Saya berharap bisa menjalankan peran lebih baik sebagai ibu dan istri menjadi 100 persen,” tutup Nina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *