GoHappyLive.Com, JAKARTA-Kendati persoalan pelik tengah melanda keluarga besarnya, namun tetap masih saja ada hal-hal yang patut disyukuri. Seperti usia yang bertambah misalnya. Itulah yang dilakukan Wirdha Sylvana, puteri kedua ratu dangdut Elvy Sukaesih.
Setelah empat kerabatnya, Dhawiya, Muhammad, Syehan dan Chairul Gita mendekam di penjara karena terjerat kasus narkoba, Wirdha kembali harus menelan pil pahit. Ia dikucilkan keluarga besarnya dan dilarang menemui Dhawiya di Rutan Pondok Bambu.
‘’Tentu saja saya sangat sedih ya. Tapi kesedihan tidak boleh berlarut-larut. Ada hal-hal yang masih bisa kita syukuri, ya misalnya kita masih diberi umur panjang. Masih bisa merayakan ulangtahun ke 40 hari ini. Itu juga perlu disyukuri,’’ tutur isteri pengacara kondang Zecky Alatas ini kepada wartawan di rumah makan Ma Kita, Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Tidak seperti keluarga lain yang merayakan ulang tahun dengan meniup lilin, Wirdha dan keluarganya membiasakan melepaskan ribuan ekor burung, setiap kali ada yang berulang tahun. Seperti yang dilakukannya hari itu, Wirdha didampingi suami dan dua orang anaknya melepaskan 4.000 ekor burung emprit ke udara bebas.
Acara syukuran yang digelar sangat sederhana itu juga mengundang puluhan anak yatim dari berbagai panti asuhan yang ada di sekitar lokasi. Usai melepaskan burung, Wirdha dan Zecky membagikan santunan kepada anak yatim tersebut.
‘’Kami sudah lama meninggalkan kebiasaan meniup lilin saat ulang tahun. Digantikan dengan melepaskan ribuan ekor burung ke alam bebas,’’ terang Wirdha.
 
Menurut Zecky kebiasaan melepas burung sudah dilakukannya sejak lama. Setiap kali ada rejeki, Zecky selalu membeli burung untuk dilepaskan ke alam bebas. Setelah beberapa waktu, kebiasaan itu akhirnya ia lakukan disetiap ulang tahun anggota keluarganya.
 
‘’Awalnya seribu ekor burung, lalu tambah lagi dan tambah lagi. Sekarang 4.000 ekor,’’ tutur Zecky.
 
Wirdha meyakini ‘ritual’ keluarga ini memiliki beragam makna, salah satunya sedekah kepada burung yang dilepas dan berbagi rejeki kepada penjual burungnya. “Simbolnya burung, mudah-mudahan setiap problem, kesulitan dan penyakit yang ada di saya dan keluarga Insya Allah terbang dibawa burung,” harapnya.
Ia menyadari, setiap kehidupan selalu saja ada dinamika didalamnya. Ia menganggap apa yang menimpa diri dan keluarga besarnya adalah sebuah ujian yang harus dilewati.
‘’Semoga dengan bersedekah, Allah mengangkat semua masalah yang menimpa kami,’’ harap Wirdha.
Kebiasaan pasangan Wirdha dan Zecky melepas ribuan burung ini diakui Minah, penjual burung emprit di Pasar Gembrong, Perumpung, Jakarta Timur. Minah menjual 4.000 burung emprit seharga Rp1500 perekor dan dibawa dengan mobil pick up menggunakan 8 kandang besar.
“Bapak Zecky sudah sering beli burung sama saya. Mudah-mudahan rejekinya bertambah dan tetap menjadi langganan saya,” ujar pengepul burung emprit yang biasa mendapat kiriman burung kecil itu dari luar Jakarta.
Sementara itu, Zecky yang sudah biasa memelihara burung itu mengaku kasihan melihat burung-burung emprit diwarnai dengan pewarna tekstil, kemudian dijual kepada anak-anak yang belum mengerti cara merawat burung.
“Dari pada burung-burung itu tersiksa dijadikan mainan oleh anak-anak, lebih baik saya borong dan saya lepas. Itu saya lakukan jika kebetulan ada rejeki lebih saja,” ungkap Ketua Umum Brigade 08, ormas yang aktif dalam beragam kegiatan sosial ini.