GoHappyLive.com, JAKARTA- Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengunjungi Indonesia pada 7 Oktober 2019, selama persinggahan satu hari dalam perjalanannya ke Australia dan Selandia Baru. Tujuan kunjungannya adalah untuk menegaskan kembali hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Belanda. Nuffic Neso Indonesia organisasi Belanda di Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan tinggi menyambut baik dukungan Perdana Menteri Rutte untuk respon positif terhadap minat Indonesia melibatkan Belanda dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan.
 
Agenda kunjungan Perdana Menteri pada pagi hari membahas pentingnya pengembangan sumber daya manusia dengan sektor bisnis  Belanda. Kemudian diikuti oleh pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Istana Bogor.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Rutte berbicara tentang peningkatan kemitraan antara Indonesia dan Belanda lebih jauh, dalam bidang pendidikan, menggaris bawahi kesepakatan kedua pemimpin untuk berkolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan antara kedua negara ini.
“Ada banyak ikatan historis di antara Indonesia dan Belanda. Tetapi kami juga menjalin banyak ikatan baru, melalui program studi di Belanda salah satunya,” kata Rutte.
Berinvestasi dalam sumber daya manusia menjadi semakin penting bagi Indonesia terutama di bidang pendidikan kejuruan.  Presiden Jokowi menekankan  upaya untuk meningkatkan kemitraan di bidang pendidikan kejuruan, termasuk bidang pekerjaan umum, maritim, dan keperawatan.

Perdana Mentri Mark Rutte dan Presiden Jokowi di istana Bogor / foto: istimewa

Agenda di sore hari dilanjutkan dengan kunjungan Perdana Menteri Rutte ke Indonesia Port Corporation (IPC) salah satu universitas di kota Bogor. Dalam kunjungan ke IPC yang berkaitan dengan pendidikan tinggi, Perdana Menteri Rutte menambahkan  pada  Juni 2020  pemerintah  Belanda  akan mengadakan acara khusus yang bertajuk Winner.  Ini   merupakan akronim dari The Week for Indonesian-Netherlands Education  and Research (WINNER).
“Ini merupakan akronim yang tepat, karena kedua negara kita akan menjadi pemenang jika kita dapat saling menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki,” papar Rutte.
Kunjungan Perdana Menteri ke Indonesia diakhiri dengan networking dinner yang diadakan di Kedutaan Besar Belanda, dimana kantor Nuffic Neso Indonesia berada.
Selama sesi meet and greet, beberapa alumni Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikannya di Belanda berkesempatan untuk berbincang- bincang dengan Perdana Menteri.
‘Alumni dari program studi di Belanda adalah duta besar yang sangat baik untuk memberikan peluang yang akan muncul dari kerjasama Indonesia dan Belanda,” paparnya.
Secara khusus Perdana Mentri  menyebutkan pentingnya beasiswa StuNed (Studeren in Nederland).
“Di dunia pendidikan, koneksi baru ditempa setiap tahun. Tahun ini saja, terdapat 1,500 anak muda Indonesia yang belajar di Belanda. Dan sebaliknya, banyak siswa belanda memilih untuk pergi ke Indonesia untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Hal ini sangat fantastis, berarti kita tidak hanya berbagi pengetahuan yang berharga, tetapi kita juga mendapatkan wawasan lebih banyak tentang cara hidup, berbudaya, dan melakukan praktik bisnis,” ujarnya.
Nuffic Neso Indonesia telah mengelola program StuNed sejak tahun 2000 . Program ini telah menghasilkan lebih dari 4,500 alumni, banyak di antaranya menempati posisi strategis di pemerintahan, sektor korporasi, atau masyarakat sipil.Intitusi pendidikan tinggi Indonesia dan Belanda sering memiliki hubungan kolaboratif yang telah lama terjalin.
Belanda adalah salah satu tujuan popular bagi pelajar dan peneliti Indonesia untuk belajar di luar negeri. Mobilitas siswa Belanda yang masuk ke Indonesia juga semakin meningkat dan semakin dipromosikan oleh universitas Indonesia.
Nuffic Neso Indonesia siap untuk mendukung keterlibatan yang lebih besar dalam pendidikan, penelitian, inovasi, dan membantu menumbuhkan hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Belanda.