Perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang pesat telah mengubah cara berinteraksi dan bertransaksi. Suka ataupun tidak, secara global perkembangan tersebut membuktikan segala sesuatunya menjadi begitu mudah.
Salah satu platform yang muncul sebagai kekuatan baru dalam industri perdagangan digital adalah TikTok. Muncul sebagai platform berbagi video pendek yang sedang populer di kalangan pengguna muda, telah berkembang menjadi fenomena global. Semakin kesini, TikTok tak hanya sekadar menjadi platform hiburan, TikTok juga telah menjadi salah satu kekuatan utama dalam pertumbuhan social commerce di Indonesia.
Hal ini dibuktikan lewat sebuah penelitian dalam jurnal “The Impact of TikTok on Social Commerce: A Case Study of Indonesia” oleh Lee, S., & Kim, H. (2020), menunjukkan bahwa TikTok memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk perilaku konsumen dan memengaruhi keputusan pembelian. Pengguna TikTok di Indonesia cenderung lebih terlibat dalam aktivitas belanja online, dan platform ini memainkan peran penting dalam mengarahkan preferensi konsumen terhadap merek dan produk tertentu.
Nah, peluang inipun akhirnya dimanfaatkan oleh Insight First Indonesia untuk memasarkan buku-buku nonfiksi, salah satunya melalui platform social-commerce tersebut. Sebuah cara non-konvensional yang pada awalnya dulu masih dipandang sebelah mata, namun saat ini menjadi begitu fenomenal.
Seperti yang disampaikan oleh CEO of Insight First Group, Marlina Iryatie saat pada acara Office Inauguration yang mengangkat tema “Changing the Game: Insight First Indonesia’s Role in Empowering Housewives as TikTok Affiliators for Economic Growth” pada Selasa (11/7/2023) di Jakarta, bahwa platform TikTok ini semakin bergeser ke arah yang lebih positif.
“Di saat banyak toko buku konvensional yang berguguran, dan maraknya isu bahwa minat baca orang Indonesia yang rendah, Insight First Indonesia sebaliknya justru mampu menjual beragam buku non-fiksi motivasi dan bisnis hingga puluhan ribu eksemplar, salah satunya melalui jalur distribusi affiliate social commerce,” ujarnya.
Ia mencontohkan sejak dirilis dua tahun lalu buku “Quranic Law of Attraction” yang diterbitkan oleh Insight First Indonesia, telah memperoleh perhatian yang luar biasa dan menjadi best-selling book di genre buku pengembangan diri, dan terjual lebih dari 50.000 eksemplar. Konten dan pendekatan yang relevan yang di tuangkan dalam buku tersebut telah membuat pembacanya merespon serta memberi review yang positif.
Inti dari buku “Quranic Law of Attraction” (QLOA) ini memberikan pembaca kesempatan untuk lebih memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam sambil mengintegrasikannya dengan sains Hukum Ketertarikan. Dengan menekankan pentingnya mengkolaborasikan doa, rasa syukur, dan sabar secara bersamaan, buku ini memberikan wawasan dan panduan berharga bagi individu yang mencari pertumbuhan pribadi, keberhasilan, dan pencerahan spiritual.
Terkait dengan tema diatas, Marlina juga menyebutkan bahwa peran Insight First Indonesia dalam memberdayakan ibu rumah tangga sebagai afiliasi TikTok dirasakan cukup mengubah peta-permainan dalam hal pertumbuhan ekonomi dari rumah. Dengan memanfaatkan potensi besar platform media sosial seperti TikTok, ibu rumah tangga diberi kesempatan untuk menjalankan usahanya sendiri, tanpa modal berarti, serta berkesempatan menghasilkan pendapatan dari kenyamanan rumah mereka sendiri.
Melalui program afiliasi, mereka dapat memanfaatkan kreativitas, originalitas, dan pengaruh sosial mereka untuk mempromosikan buku-buku Insight First Indonesia, dan mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang dihasilkan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan pemberdayaan ekonomi kepada ibu rumah tangga tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan menciptakan jalan baru untuk perdagangan dan memperluas jangkauan bisnis.
Sebagai penutup Marlina menyebutkan lewat pendekatan visioner Insight First Indonesia dalam mengenali potensi ibu rumah tangga yang belum dimanfaatkan sebagai afiliasi TikTok menunjukkan kekuatan strategi inovatif dalam mendorong pembangunan ekonomi inklusif.
“Dengan semakin banyaknya ibu rumah tangga yang memanfaatkan kesempatan ini dan melepaskan semangat kewirausahaan mereka, kita dapat menyaksikan perubahan transformatif dalam lanskap sosial-ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” sebutnya.
Again, the English put up a poor show here along with being the most squeamish nation on earth about giving cash, we must be among the least generous priligy online