WanitaIndonesianews.com, JAKARTA—’Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya’. Kalimat tersebut saat ini  sedikit banyak menggambarkan perjalanan karier seorang desainer fashion sekaligus entertainer kondang Ivan Gunawan yang belakangan memilih untuk kembali  fokus pada dunia fashion yang lebih dulu membesarkan namanya.

 

Kalimat tersebut  tentu  tidak berkonotasi buruk, atau bahkan sebagai penggambaran  kehancuran karier seseorang. Contohnya adalah Ivan Gunawan, buntut dari  keputusan hengkangnya dia  dari program acara Brownis pasca mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ivan kini  mampu melakukan lompatan yang lebih tinggi lagi.

Rabu, 24 Januari 2024 ditemui awak media di salah satu hotel bintang lima Hotel Borobudur, Jakarta Pusat,  hari dimana Ivan memberikan  pembuktian lewat  peluncuran sejumlah lini bisnisnya yang kian menggurita.

Tak tampak raut wajah kesedihan, layaknya orang yang baru  kehilangan ‘pekerjaan’ di wajah keponakan desainer senior Adjie Notonegoro itu.

Ivan justru mengaku belakangan ini , telah menjadi dirinya yang dulu  yang bebas bergerak kemana saja.

Kendati sempat merasa kecewa karena tidak diberi hak untuk memberi penjelasan kepada pihak KPI, belakangan dia justru bersyukur atas hikmah yang diperolehnya.

 

Ivan sempat menyinggung, perihal kejadian tersebut. Menurutnya  apa yang ditampilkan di kamera, sejatinya bukan terjadi karena kemauannya pribadi. Semua sudah melalui  arahan produser.

Tapi  pada saat dirinya  mendapat teguran KPI, televisi yang sudah dianggap  sebagai rumahnya sendiri, tidak melakukan apa-apa.

“Sama sekali tidak ada postingan, juga pembelaan. Aku dihujat satu Indonesia, semua membiarkan,” katanya, lagi.

Tidak ingin larut dalam kekecewaan, maka Ivan memilih untuk hengkang setelah 6 tahun memandu acara tersebut.

 

“Aku memutuskan untuk fokus saja di fashion. Industri saya ini yang benar, ya, di fashion. Aku besar 20 tahun, kan memang karena industri fashion. Jika sebelumnya pelanggan susah ketemu aku, sekarang aku punya banyak waktu untuk pelanggan,”kata Ivan, disela-sela fashion show Hijab Mandja Raya Collection di Hotel Borobudur Jakarta.

Terkait acara  fashion show , Ivan memberi judul “Light of Treasure” pada  50  koleksi  busana lebaran yang baru saja diluncurkannya.  Untuk harga, dia membandrol  Rp 350 ribu hingga Rp 2,5 juta.

“Ini annual show Hijab Mandjha Raya Collection yang ke 7. Terinspirasi dari perjalanan hidupku, yang aku anggap sebagai ‘treasure’. Aku pernah kecil di Rusia, dan aku lihat peradaban agama Islam juga kuat di Rusia. Ada mesjid, matrioska, dan abjad Rusia yang khas. Tulisan Mandjha kali ini menggunakan abjad Rusia,” paparnya.

Gaya berbusana wanita Rusia yang modest , terutama para Babushka sebutan untuk grandma (nenek) kala itu sangat menarik perhatian Ivan.

“Motif wajik atau argyle dari Fabergé Egg yang sangat terkenal dari St. Petersburg diterapkan sebagai motif yang dominan di koleksi Hijab Mandjha kali ini. Dihiasi juga dengan motif-motif floral khas ornamen interior Winter Palace di St. Petersburg. Sementara boneka Matrioska muncul sesekali sebagai pelengkap motif print.  Saya juga menambahkan sedikit unsur Maroko untuk memperkuat kultur Islam dari negeri Sahara sebagai variasinya,” lanjut Ivan.

Sedangkan untuk busananya, Ivan mengangkat rancangan bernuansa Gypsy look dengan elemen seperti rompi, blus panjang berlengan peasant, rok-rok gathered bertingkat yang mekar cantik, gaun-gaun panjang bertingkat, dan celana-celana palazzo yang elegan.

“Di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, cara kunjung mengunjungi saat berlebaran bermacam-macam, ada naik motor, naik angkutan,  atau berrombongan dalam satu mobil, makanya bahan yang aku pilih di sini yang nyaman untuk dipakai, enggak mudah lecek atau kusut. Harga mulai dari 350 ribu sampai 2,5 juta, harga yang bersahabat. Koleksi Mandjha ini lebih dari sekadar baju muslim untuk berhari raya. Rancangan-rancangan ini nantinya bisa dipakai untuk kesempatan lain. Selain itu, Mandjha juga dibuat untuk beramal dan bersedekah,”urainya.

Ivan memberi bocoran, beberapa waktu lalu Hijab Mandjha berhasil mengumpulkan dana 1,5 Milyar dalam hanya 1 minggu dari penjualan 8 kerudung eksklusif. Dana disalurkan ke Palestina, untuk membeli ambulans, sembako, dan lain-lain.

Penjualan hijab Palestina ini masih berjalan. Dari keuntungan Hijab Mandjha, Ivan juga berhasil membangun sebuah Mesjid di Uganda, membangun pesantren dan rumah Tahfiz Quran di Sawangan Depok yang saat ini sudah menampung sekitar 100 orang santri. Kemudian Ivan juga membuka kesempatan bagi anak-anak disabilitas untuk mendesain motif.

 

Dukung Pekerja Kreatif Naik Kelas

 Sejak awal mendirikan Hijab Mandjha Ivan Gunawan, Ivan lebih mempertimbangkan untuk membukakan lapangan pekerjaan bagi pekerja kreatif seperti tim desain, pembuat pola, pembordir, pemayet, dan penjahit.

 

Setahun belakangan ini Ivan Gunawan melebarkan lagi usahanya mendukung ekonomi kreatif dengan mengadakan mentoring dan mengangkat dua jenama UMKM dari Bandung. Dua jenama menswear tersebut telah siap ditampilkan ke khalayak dalam satu fashion show bersama di Hotel Borobudur Jakarta.

“Usaha fashion khusus menswear tergolong kurang di Indonesia. Dua jenama yang saya angkat adalah JION dan YASA. Mereka aku bina, aku beri arahan, dan kemudian aku bawa masuk ke dalam holding Ivan Gunawan Group,” lanjutnya.

Ivan mengaku  menemukan Jion dan Yasa sekitar 2 tahun lalu karena awalnya dirinya  adalah customer Jion dan Yasa.

“Untuk fashion show Raya Collection 2024 ini, saya sudah bisa dengan bangga menampilkan mereka ke publik,” urai Ivan, lagi.

Wildi dari Jion merasa terbantu dan senang mendapat pembinaan dari Ivan .  Dia berharap  melalui program ini menjadi batu loncatan agar Jion semakin dikenal di masyarakat.

“Jion baru berjalan selama setahun, kami belum mengeksplor dunia fashion secara keseluruhan. Kak Ivan banyak memberi masukan, sehingga  sangat membuka pikiran sebagai pebisnis baru di dunia fashion, kami semakin tahu ternyata fashion enggak hanya bisnis ke customer saja, tetapi juga banyak hal- hal yang bisa kita lakukan lebih dari itu,” ujar Wildi.

Sementara brand Yasa yang dibangun oleh Jale  terlahir di masa pandemi  tahun 2020 di Bandung. Sama halnya dengan Wildi, dia juga merasa bersyukur bertemu dengan sosok Ivan yang kini membantu usahanya kian berkembang.

Jale yang tertarik pada pembuatan kemeja pria, saat ini mempekerjakan mantan penjahit  ibunya yang juga memiliki ketrampilan sulam tangan.

Untuk koleksi kemeja  Yasa di Ramadhan 2024 dikerjakan oleh 3 penjahit dan 7 orang penyulam dengan mengangkat bordir Kerancang Minang dari Sumatera Barat. Kemeja didesain elegan, berkelas, dan berwibawa, menggunakan warna-warna netral seperti beige dan abu-abu, kemudia warna berani seperti merah marun.

Ditambahkan Jale, hiasan bordir Kerancang disematkan dengan komposisi pada bagian dada dan ujung lengan. Kerancang adalah bordiran halus dengan lubang-lubang yang terbentuk dari jalinan benang bordir.

Setiap produk Yasa membutuhkan 3 sampai 4 jam proses bordir yang dilakukan oleh para pegrajin yang ada di kota Bandung. Kini Yasa juga berkembang dengan menggunakan bordir komputer.

Dalam koleksi Ramadhan, Ivan Gunawan juga  menyelipkan satu koleksi rancangan yang santai ala resortwear bersiluet longgar dan nyaman, dengan dasar inspirasi dari gaya berpakaian pria India.

Mengambil tema  Radiant Raya Reverie, kemeja-kemeja longgar dengan detail cut out menjadi aksen utama, dikenakan dengan tanktop di bagian dalam atau dibiarkan tanpa dalaman untuk kesan santai.

Selain menswear, Ivan juga melengkapi koleksi ini dengan sejumlah rancangan untuk wanita, bergaya hippie urban, bermain layer, gaun-gaun panjang yang lembut, menggunakan bahan-bahan yang Ivan temukan di butik-butik kain di Paris. Bahan-bahan yang digunakan 80% linen yang nyaman dan berkesan classy.

 

Rancang Kompor Cantik

Dikaruniai kemampuan mendesain, daya imajinasi liar seorang Ivan Gunawan tidak saja melulu pada potongan-potongan busana  dan hijab, namun juga pada desain perhiasan.

Jika fashion dan perhiasan adalah dua hal yang saling berkaitan, bagaimana jika Ivan juga memiliki kemampuan dalam mendesain kompor?

Sejak 2 tahun lalu Ivan memang berhasil mengembangkan kreativitas di bidang peralatan memasak ini.

Bersama seorang sahabatnya yang merupakan produsen kompor lokal , yaitu  Sinar Raya Yogyakarta (SRY), Ivan  seperti mendapat tantangan baru.

“Kenapa aku mau, karena aku ingin mengajak penggemar aku untuk kembali giat memasak yang sehat untuk anak-anak di rumah, untuk mengurangi anak-anak jajan sembarangan di luar. Sekarang sedang hangat isu stunting di pertumbuhan anak, dengan SRY ini aku mengajak para bunda membuat masakan sehat di rumah. Harga 500 ribu bisa dicicil 3 kali. Aku ingin berkontribusi kepada ibu ramah tangga untuk bisa lebih peduli kesehatan keluarga lewat masak dari rumah,” papar Igun.

Sedangkan Lika Londa dari SRY mengatakan alasan mereka untuk bekerjasama dengan Ivan Gunawan adalah karena inovasi dan kreatifitas yang terus dilakukan oleh Ivan Gunawan.

Lika menambahkan bahwa Sinar Raya Yogyakarta berdiri tahun 2020 dengan motto ‘Dapur Ngebul Hidup Makmur’.  SRY berkembang di Indonesia dengan produk kompor gas dua tungku.

“Di usia ke 4 ini, SRY terus berinovasi untuk dapat mewujudkan mottonya kepada seluruh pengguna dengan meluncurkan produk terbaru Kompor Kaca SRY, yang memiliki desain yang bening dan sangat cantik, di desain langsung oleh Ivan Gunawan,” pungkas Lika.