GoHappyLive.Com, JAKARTA- Bank Indonesia kembali menegaskan komitmennya yang sanagt kuat untuk terus menjaga stabilitas ekonomi, terutama terkait dengan kondisi nilai tukar rupiah. Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan hal itu ketika ditemui di kantornya di Jakarta, baru-baru ini.
“Intensitas intervensi terus kami tingkatkan, khususnya volume intervensi di pasar valas,” kata Perry.
Bukan hanya intervensi di pasar valas yang dilakukan BI, tetapi  telah pembelian surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder serta membuka lelang foreign exchange swap dengan target lebih dari US$ 400 juta dana masuk.
“Langkah-langkah itulah yang terus dilakukan BI sebagai upaya stabilisasi. Kami juga lakukan koordinasi secara erat dengan Kemenkeu dan OJK untuk memastikan bahwa stabilitas sistem keuangan dan nilai tukar tetap terjaga,” ujar Perry.
Selain melakukan intervensi, Perry juga berupaya meyakinkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia kuat. Ia menjelaskan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sejauh ini cukup kuat, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun inflasi Agustus yang diproyeksikan rendah di sekitar 0%.
Gejolak perekonomian yang sedang terjadi di Turki dan Argentina juga tidak akan luput dari perhatian BI.
Perry menjelaskan bahwa yang membedakan Indonesia dan negara lain adalah kebijakan moneter dan fiskal dipastikan menjalankan prinsip kehati-hatian (prudent).
“Yang membedakan lagi adalah komitmen pemerintah yang kuat di bawah Presiden Joko Widodo untuk segera menurunkan CAD (defisit neraca berjalan),” kata Perry.
Upaya penurunan CAD ditempuh melalui perluasan B20, mendorong pariwisata, dan penundaan sejumlah proyek yang belum financial closing.
“Itulah sejumlah hal yang membedakan Indonesia dari negara lain, apalagi dibandingkan Turki dan Argentina. Kami terus mewaspadai dampak-dampak itu, tetapi yakinkan ketahanan ekonomi kita kuat. Sinergi antarpihak untuk memastikan kebjakan prudent dan sejumlah langkah menurunkan CAD telah dan akan diperkuat,” tegas Perry.