GoHappLive.com, JAKARTA- Lebih dari 500 alumni mahasiswa dari perguruan tinggi di Belanda hadir pada malam reuni yang digelar Nuffic Neso Indonesia, baru-baru ini. Salah satu tamu kehormatan adalah Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. Dia menilai pertemuan para Alumni Belanda bukanlah sekedar acara temu kangen namun lebih dari itu bentuk kontribusi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil saat ini. Hal ini disampaikan Siti Nurbaya saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) acara Holland Alumni Reception 2018 di Wisma Antara, Jakarta Pusat, baru-baru ini. Hadir pula dalam acara tahunan ini Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Atase Pendidikan Indonesia KBRI di Belanda, dan puluhan professor dari puluhan universitas di Belanda. Siti Nurbaya yang juga alumni Groningen University ini menekankan perlunya peran kalangan terpelajar luar negeri, khususnya alumni Belanda dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di setiap wilayah di Indonesia. “Pengelolaan sampah plastik harus terus diupayakan, perlu peran serta para alumni yang sudah pengalaman belajar di Belanda, juga pengalaman dalam mengelola sampah rumah tangga selama tinggal di sana,” ungkap Siti. Siti mengenang, di tahun 1985-1988 saat dia menimba ilmu di negeri kincir angin itu pengelolaan sampah masyarakat sudah tertangani dengan baik. “Indonesia bisa belajar tentang pengelolaan sampah rumah tangga dari masyarakat Belanda. Sebab siapapun saat pertama kali ke Belanda maka seakan-akan di Belanda tidak ada sampah karena tidak melihat atau menemukan sampah di sana.Mereka memang cukup advance dalam hal teknologi. Temasuk yang sedang dibahas sekarang yaitu sirkular ekonomi,” papar Siti. Siti memuji salah satu kebiasaan masyarakat Belanda dalam mengelola sampah rumah tangga. “Mereka kalau membeli minuman kemasan botol , begitu minumannya habis, botolnya dikembalikan lagi ke tempat saat dia membeli. Disana kalau belanja barang dalam satu keranjang troli atau apapun maka kita harus kembalikan semua sampah dari produk yang sudah kita beli. Karena pada waktu kita ambil kita masukan 1 koin senilai 1 gulden. Kemudian waktu kita menaruh kembali botol bekasnya maka koin itu akan kembali ke kita,” cerita Siti. Menurut Siti, mekanisme tata kelola yang melibatkan partisipasi masyarakat Belanda patut dicontoh oleh masyarakat Indonesia. Karena segala kebaikan yang berawal dari rumah akan berdampak besar pada kehidupan masyarakat yang lebih luas lagi. “Apa yang terjadi dengan Indonesia sekarang? Saya pikir Indonesia juga pasti bisa. Lihat saja dinamika masyarakat Indonesia juga bagus, partisipasi masyarakat bagus. Selanjutnya tinggal bagaimana mekanisme dan sistemnya dikembangkan oleh pemerintah. Jadi itu yang bisa kita pelajari,” pungkas dia.