GoHappyLive.com, JAKARTA- Industri food and beverage (F&B) saat ini mengalami pertumbuhan pesat, salah satunya berkat inovasi pengemasan produk. Menurut riset dari Euromonitor Internasional, penggunaan plastik saat ini semakin populer di Indonesia, khususnya untuk sektor F&B dan consumer goods. Apalagi, Indonesia juga menjadi produsen karet terbesar kedua di dunia, sekaligus pemasok karet utama untuk pasar global, seperti dilansir oleh Indonesia Investment.
 
Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan yang pesat dari industri F& B turut didorong oleh kehadiran para ukm yang menggunakan produk olahan plastik untuk mengemas produknya.
Dikatakan Triyono Prijosoesilo, Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), para pelaku ukm saat ini tak hanya menjaga kualitas produk, tapi soal pengemasan juga menjadi salah satu inovasi pemasaran yang membuat sebuah brand menonjol di pasaran
“Agar bisa terkoneksi dengan setiap tren kemasan terkini, penting untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan berfokus pada pengembangan keterampilan dan peningkatan jumlah kemasan ramah lingkungan untuk keberlangsungan bisnis,” kata Triyono, kepada media , awal pekan lalu di kawasan Kuningan, Jakarta.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Plastics & Rubber Indonesia 2018 menjadi pelopor dan satu-satunya pameran untuk industri pengolahan plastik dan karet berskala global di Indonesia, kembali diselenggarakan pada 14 November 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Berkolaborasi dengan Drinktech Indonesia, Plaspak Indonesia, Mould & Die Indonesia, serta Printech Indonesia; pameran yang berlangsung selama empat hari ini menyajikan berbagai tren terkini di industri plastik, pengolahan minuman, serta teknologi dan solusi pengemasan.
Menurut Wiwiek Roberto, Project Director Pamerindo Indonesia, pameran ini akan menghubungkan lebih dari 470 perusahaan dengan lebih dari 13.000 buyers dan profesional, lewat berbagai macam teknologi plastik dan karet yang komprehensif, serta seminar yang menampilkan inovasi dan peluang di industri terkait.

“Melalui pameran ini, kami akan membawa ratusan profesional di industri plastik dan karet, mulai dari proses pengolahan, pembuatan bahan baku, hingga pengemasan minuman. Peserta pameran ini berasal lebih dari 20 negara. Termasuk Cina, Indonesia, Taiwan, Italia, Jepang, Singapura, dan Jerman. Karenanya, ratusan buyers dan supplier yang hadir akan mendapatkan banyak pilihan teknologi untuk memenangkan kompetisi bisnis, khususnya di pasar global,” ujar Wiwiek.
Selama pameran, mereka juga berbagi pengetahuan kepada para pengunjung, mengenai tantangan dan pengaplikasian teknologi terbaru untuk proses pengemasan yang sustainable.
“Isu global sustainability saat ini telah menjadi perhatian yang sangat penting. Karenanya, kita perlu kreatif melahirkan inovasi kemasan baru, dengan berpedoman pada 4R (reduce, reuse, recycle, recover). Selain itu, penting juga untuk terus meningkatkan produktivitas mesin lewat otomatisasi, mengingat saat ini kita menyasar pada generasi baru yang selalu update dengan teknologi terkini,” jelas Henki Wibawa, Direktur Eksekutif IPF.
Sayangnya, teknologi daur ulang di Indonesia saat ini masih cukup tertinggal.
“Penting untuk kita terus mengupayakan kemajuan bersama, khususnya bagi pendaur ulang dan para pemilik bisnis. Hasilnya, bukan saja menghindarkan pencemaran lingkungan dari plastik, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi penyedia layanan teknologi informasi,” ungkap Ahmad Nuzuludin Business Development Director IPR.
Berlangsung pada 14-17 November 2018, pameran ini merangkum berbagai teknologi utama dari mesin pengolahan, pra-pengolahan, dan pengemasan, serta inovasi terkini di industri plastik dan karet, yang mencakup proses daur ulang juga moulding.