GoHappyLive.com, JAKARTA- Festival Film Pendek Aswaja (FFPA )  NU 2019 bertajuk ‘Semangat Aswaja Menginspirasi Kemajuan Negeri’ bakal segera digelar pada awal tahun 2020 mendatang. Setelah menyisihkan 23 peserta, akhirnya tim juri memutuskan enam film pendek masuk nominasi.
 
 
Penerimaan karya film peserta  telah dimulai sejak awal Oktober 2019 dan berakhir pada 10 Desember 2019. Dari 23 judul film yang masuk, tim juri mengerucutkan menjadi  6 film pendek saja  yang masuk nominasi.
Adapun ke-6 film pendek itu yaitu Daneen, Endah, Jatuh Hijrah, Senja, Santi Kampret, Dilema Dua Dunia, dan Duka di Penghujung. Siapa akhirnya yang berhak meraih yang terbaik, akan diumumkan pada medio Ferbruari 2020.
Penggagas acara FFPA 2019, Masdjo Arifin mengatakan perlu strategi untuk menumbuhkan kreatvitas melalui ragam profesi dan komunitas. Salah satunya melalui Aswaja, yaitu sabuk spiritual yang manyatukan spirit dan semangat bangsa agar tidak mudah terpecah oleh adu domba kelompok ekstrem atau oleh negara lain.
“Dengan semangat menjadi sineas muda baru, dengan paradigma baru, di tengah semangat reformasi dan demokratisasi yang kini menjadi sebuah fenomena di tengah gelombang besar informasi global,” tutur  Masdjo Arifin, saat mengumumkan para nominasi di Batavia Cafe, Bintaro, Jumat, 13/12.
Hadir pada saat pengumuman nominasi 6 film pendek ini, panitia FFPA, dewan juri, nominator dan pihak sponsor, salah satunya  Batavia Café.
Ditambahkan Masdjo, FFPA 2019 ini bagian ruang kreativitas untuk para sineas muda santri, komunitas film maupun untuk umum yang berpartisipasi dalam melahirkan karya dan film dengan semangat keaswajaan. Karenanya, ke depannya gelaran kegiatan ini akan menjadi agenda festival film tahunan.
Sementara itu, KH. Misbahul Munir Cholil,  Ketua Umum DPP Aswaja Center dan sekaligus  Ketua Tim Penjurian menegaskan, animo masyarakat khususnya santri di lingkungan Nahdlatul Ulama menyambut kegiatan ini sangat baik.
Ini menandakan industri kreatif khususnya sinema mendapat tempat di hati para santri sehingga diharapkan dapat melahirkan karya-karya yang orisinil.
“FFPA 2019 yang diadakan dalam rangka Hari Santri 2019 ini juga bertujuan untuk dapat menangkal paham radikalisme dan film sebagai media yang efektif untuk meningkatkan toleransi dan Islam yang rahmatan Lil Alamin,” ujar  Misbahul.
FFPA 2019  terselenggara atas kolaborasi  antara televisi swasta,  Asy’ari TV  dan Sanken, brand local yang peduli terhadap nilai-nilai inovasi dan kreativitas.
Seperti halnya Sanken yang selalu berkomitmen untuk menghasilkan produk-produk dengan inovasi terbaru.
“Keterlibatan Sanken karena ingin meningkatkan inovasi dan kreativitas anak muda dalam membuat film bermutu, juga untuk mencari dan mengasah bakat-bakat baru di industri perfilman Indonesia.
Yang harus diingat film-film yang dihasilkan tidak harus menampilkan produk Sanken di dalamnya,” kata Teddy Tjan, Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken).
Sanken berharap para sineas muda ini nantinya bisa mengembangkan karyanya menjadi bisnis dalam industri perfilman Indonesia. Yang pada akhirnya bisa membantu perekonomian negara lewat ekonomi kreatif.
“Karena industri perfilman Indonesia lewat karya anak bangsa, mampu membantu perekonomian negara. Sehingga, regenerasi perfilman Indonesia penting untuk dikembangkan. Itu sebabnya, Sanken sangat mendukung event Festival Film Pendek Aswaja yang baru pertama kali diadakan ini,”  papar Teddy.
Malam anugerah festival film ini sendiri akan dilaksanakan pada medio Februari 2020. Adapun kategori penilaian meliputi: Film Inspiratif, Cerita/Skenario Inspiratif, Sutradara Inspiratif, Produser Inspiratif, Aktor Inspiratif, dan Aktris Inspiratif. Banyaknya kategori dalam festival film ini diharapkan makin besar partisipasi para sineas muda dalam melahirkan karya dengan hadiah jutaan rupiah.
Dalam Festifal ini, panitia mendaulat KH. Misbahul Munir Cholil (Ketua Umum DPP Aswaja NU center), Uli Rahman (sutradara film/ praktisi periklanan) dan Ismail Sidik Sahib (jurnalis/ creative production) sebagai juri.
Jumlah peserta yang mengajukan karyanya, baik dari santri dan komunitas film sebanyak 23 film pendek yang berasal dari  pelbagai kota di Indonesia (Banjarmasin, Surbaya, Yogya, Bandung, Tangerang, Sukabumi, Pati dan Jakarta). Dari jumlah itu, akhirnya Juri menetapkan 6 film pendek yang masuk ke tahapan berikutnya.