WanitaIndonesianews.com,JAKARTA–Ancaman gelombang kedua, bahaya covid-19 tengah menghantui Indonesia, mengingat aktivitas mudik liburan Lebaran Idul Fitri 2021 yang tetap dilakukan oleh sebagian masyarakat.

 

Untuk memberikan pemahaman terkait hal tersebut, jelang libur lebaran kemarin, RS Premier Jatinegara bekerjasama dengan Pemprov DKI dan Satgas Covid-19, menggelar webinar Nasional bertajuk “Belajar dari India, Babak Baru Covid 19 di Indonesia, Siapkah Kita?”.

Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan menyampaikan apresiasinya kepada RS Premier Jatinegara.

“Webinar ini sangat membantu pemerintah dalam menangani wabah Covid-19. Semoga melalui webinar ini, masyarakat kian mengerti pentingnya selalu menerapkan protokol kesehatan, ” kata Anis saat membuka kegiatan webinar , pada Senin, 10/5 .

Prof. dr. Menaldi Rasmin SP.P (K), FCCP, salah satu pakar kedokteran respirasi RS Premier Jatinegara, mengatakan bahaya covid 19 ditenggarai jauh lebih dahsyat dibanding gelombang pertama.

“Strain virus covid-19 jenis baru kabarnya lebih ganas, dari virus sebelumnya. Di India virus ini tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga orang dengan usia muda. Untuk itu, kita harus lebih waspada dan jangan kendor dalam prokes,” ungkap Prof. Menaldi.

Terkait kekuatan vaksin sebagai antisipasi virus Covid-19, Prof. Menaldi menuturkan bahwa, vaksinasi dibutuhkan sebagai benteng pertahanan tubuh untuk melawan virus.

Namun demikian, mereka yang sudah menjalani vaksinasi lengkap pun harus tetap menjaga protokol kesehatan.

“Bahwa yang terpenting untuk menanggulangi pandemi adalah membangun pemahaman dan kesadaran seluruh warga negara, tokoh masyarakat (formal/informal) untuk turut aktif menjaga KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), khususnya perihal 5 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas), ” ujar Prof. Menaldi.

Selain itu. selalu menggali informasi Covid-19, serta menerapkan strategi 3T (Telusur, Tes, Terapi), lokalisasi Pusat Penularan, melakukan vaksinasi agar terjadi kekebalan komunitas.

63,5 % dari penyintas covid, mengalami sindrom PASCA COVlD-19 dengan berbagai bentuk keluhan dan gejala, baik yang bersifat gangguan secara fisik maupun nonfisik

Sementara itu, Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan menghimbau agar umat muslim tetap menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan ibadah diluar rumah.

“Terutama yang berada di zona merah atau lokasi rawan covid-19. menjalankan ibadah solat Idul Fitri sebaiknya di rumah bersama keluarga, ” ujarnya.

Menurut Amirsyah, dalam konteks islam, ibadah itu sejatinya tidak memberatkan.

Dalam upaya menghindari penularan, ibadah harus mendatangkan kebaikan bukan keburukan, ini yang perlu dipahami masyarakat.

Hal senada juga disampaikan Ulama Prof. Quraish Shihab, belajar dari India, kemanusiaan haruslah diutamakan dalam rangka pemulihan kesehatan nasional.

“Silaturahmi yang dilakukan di hari raya tahun ini, haruslah menjadi silaturahmi yang bermanfaat, bukan malah mendatangkan bencana/ kesusahan bagi orang lain, ” ujar Prof. Quraish.

Prof. Quraish meminta masyarakat untuk mentaati pemerintah yang mengharuskan tetap di rumah saja.

“Hindari kerumunan. Saya sudah setahun tidak keluar rumah. Jika kita semua patuh, insya Allah Indonesia segera pulih, ” paparnya.

Dalam rangka pemulihan kesehatan nasional, selain melakukan pengobatan pada kasus aktif, Pemulihan kesehatan para penyintas COVID 19 (Kasus Sembuh) juga harus menjadi perhatian.

Di mana diketahui hampir sekitar 63,5 % dari penyintas covid, mengalami sindrom PASCA COVlD-19 dengan berbagai bentuk keluhan dan gejala, baik yang bersifat gangguan secara fisik maupun nonfisik. Antara lain; gangguan tidur, merasa berdebar – debar, sesak nafas, lemas, dan lain sebagainya.

“Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian kita juga, para penyintas harus ditolong dan di persiapkan untuk kembali kepada produktivitas nya seperti sediakaia. Hal ini saya rasa sangat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional,” ucap Prof. Menaldi