WanitaIndonesianews.com, BEKASI—Angka stunting atau kegagalan tumbuh kembang anak akibat malnutrisi kronis di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 21,6 %. Guna mencapai target angka prevalensi stunting sebesar 14 % di tahun 2024, pemerintah mendorong semua pihak turut berperan dalam melakukan intervensi agar program percepatan penurunan stunting yang telah digaungkan tidak menjadi impian belaka.
Menyambut ajakan tersebut Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan PIDHI Mitra Veteriner Indonesia, Pita Putih Indonesia, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan, dan Ikatan Ahli Boga Indonesia menyelenggarakan acara Demo Masak dan Pembagian Telur, dalam rangka pelaksanaan Program EdukasiNutrisi untuk Mencegah Malnutrisi pada Anak Dibawah Usia Lima Tahun.
Pada acara ini sambutan Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd diwakilkan oleh Herryana Hutabarat, S.Sos, Ketua Koordinator Bidang OK dan Bidang Humas.
Dalam sambutannya, Giwo mengatakan program ini terlaksana berkat dukungan berupa dana hibah yang diperoleh dari International Council of Women (ICW).
“Tahun ini adalah percontohan pertama jadi perlu perhatian bersama agar dari sisi pelaksanaan hingga pelaporan dapat sesuai sebagaimana proposal yang sudah disampaikan kepada ICW. Hal ini penting agar dukungan yang telah Kowani lakukan melalui ICW dapat dilanjutkan demi tumbuh kembang yang baik bagi generasi penerus bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Pada kegiatan yang dilakukan di Posyandu Asoka 1 di kawasan Jakasampurna, Bekasi tersebut, Jumat, 19 Januari 2024 kemarin dilakukan demo masak aneka makanan dari bahan dasar telur. Sebanyak 100 ibu Balita menyaksikan demo masak tersebut dengan tujuan setelah menyaksikan demo masak tersebut, para orang tua balita tersebut mendapat pencerahan terkait menu-menu makanan yang akan disajikan untuk anak-anak mereka.
Lebih jauh Giwo berharap dengan adanya program edukasi ini berdampak terhadap penurunan angka stunting di Indonesia.
“Kowani berharap semoga program ini dapat berjalan dengan baik dan mampu bermanfaat dalam mencegah dan mengintervensi agar Indonesia mampu mencapai target percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 hingga 14 persen. Terima kasih kepada Japfa Comfeed yang telah menjadi sponsor berupa telur serta kepada seluruh pihak hingga acara ini dapat terlaksana dengan baik,” lanjutnya. .
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PIDHI Mitra Veteriner Indonesia (MVI), Drh. Tri Isyani Tunggadewi, MSi , penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah, Institusi Pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat umum.
“Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi gizi buruk dan stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Kondisi ini cukup memprihatinkan, jika tidak segera diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan,” tutur dr. Tris, begitu dia akrab disapa.
“PIDHI Mitra Veteriner Indonesia sebagai organisasi kemasyarakatan perlu mendukung dan berperan aktif dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Salah satu langkah yang diambil adalah Program Edukasi Gizi untuk mencegah kekurangan Gizi untuk anak dibawah 5 tahun melalui peningkatan konsumsi protein hewani,” lanjut dr. Tris.
Ditambahkannya, sebagaimana diketehui protein hewani mempunyai beberapa keunggulan. Protein hewani mempunyai asam amino esensial yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati, berfungsi untuk membantu proses pertumbuhan, perbaikan sel-sel tubuh, serta membantu sistem kekebalan tubuh.
“Sebagaimana dijelaskan bahwa kegiatan ini terselenggara atas dana hibah dari ICW. Dana yang diberikan tidak besar, tetapi kepercayaan dari International Council of women untuk menyelenggarakan program ini merupakan suatu prestise atau kebanggaan untuk kita semua,” papar dr. Tris.
Melalui program ini para kader diberikan bekal edukasi bagaimana melakukan penyuluhan kepada ibu balita tentang Gizi seimbang dan Protein Hewani untuk mencegah stunting.
Begitu pula untuk ibu balita, mereka akan tercerahkan pemahamannya tentang apa yang dinamakan gizi seimbang dan bagaimana menyiapkan makanan anak.
“Para kader posyandu kita beri pelatihan mengolah telur dan pengumpulan resep untuk variasi pengolahan telur supaya balita tertarik mengkonsumsi telur, mendatangkan chef untuk melatih ibu- ibu kader dan orang tua balita, bekerja sama dengan Ikaboga.
Salah satu luaran dari kegiatan ini adalah penyusunan Buku Pedoman Edukasi Gizi Bagi Posyandu di Indonesia.
“Buku ini akan kita sebarkan ke seluruh Indonesia untuk menjadi Pedoman Edukasi Gizi Bagi Posyandu. Insha Allah akan menjadi amal jariah Bapak Ibu semua yang pahalanya akan mengalir terus,”pungkas dr. Tris.