WanitaIndonesianews.com, JAKARTA– Seiring meningkatnya tren berbelanja online menjadi angin segar bagi para pelaku usaha toko online di Indonesia. Saat ini jumlah pelaku usaha toko online telah mencapai 2,99 juta orang.

 

 

Sepanjang tahun 2022 saja, tercatat 642.672 pelaku usaha online berada di Jawa Barat atau setara dengan 21,45% dari total pelaku usaha online secara nasional. Kemudian provinsi Jawa Timur menduduki urutan kedua dengan pelaku usaha online sebanyak 571.958.

Peningkatan tren belanja online sendiri  kian massive  pada saat Covid -19 melanda dunia, dimana terjadi pembatasan beraktivitas di luar rumah. Sehingga  untuk memenuhi kebutuhan hidup disupplay melalui platform-platform online, whatsapp hingga sosial media.

“Semakin ke sini, berbelanja online sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi banyak orang. Puncaknya pada saat pandemi Covid-19 kemarin dan terus berlanjut sampai sekarang. Untuk itu sebagai pelaku usaha online, kami perlu mencari strategi yang pas guna meningkatkan penjualan dan menambah pelanggan. Intinya bagaimana bisa meraup cuan sebanyak mungkin, ” ungkap Menhefari, Founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi).

Dimensi merupakan sebuah komunitas pebisnis online yang didirikan oleh Menhefari bersama beberapa orang temannya sekitar 5 tahun lalu. Mereka berhimpun dalam grup Telegram Dimensi Group.

Saat ini, sebanyak 8100 pelaku usaha toko online yang menjadi member dapat saling bertukar informasi dan membantu menjawab pertanyaan dan atau problem/permasalahan yang dihadapi member selama menjalankan digital marketing.

Tidak melulu berinteraksi di dunia maya, Dimensi Group yang berada dibawah binaan Yayasan Dimensi Untuk Indonesia ini, juga kerap menggelar kegiatan kopi darat (kopdar).

Yayasan Dimensi Untuk Indonesia merupakan organisasi non profit yang bertujuan untuk mengedukasi generasi muda Indonesia agar bisa hidup layak dari bisnis online

Yayasan Dimensi Untuk Indonesia saat ini banyak terlibat dalam kegiatan sosial, seperti mendirikan TK Quran gratis di Bogor, membiayai gaji guru MDTA di Koto Anau, Solok. Dan memberikan Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga untuk UMKM

Yayasan ini berada dibawah binaan Staf Ahli Kasad, Mayjen TNI Arkamelvi Karmani, dan Direktur Bisnis Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada.

Maurisa Angela, Pebisnis online ( foto: dokpri)

Menutup tahun 2023 kemarin, Dimensi Group menggelar kopdar di kota Malang, Jawa Timur dengan sebanyak 232 member.

“Tujuan kopdar ini selain untuk silahturahmi, juga bertujuan untuk sharing tips dan trik berjualan online. Mereka mendapatkan berbagai insight dari pemateri yang telah sukses berbisnis online,” papar Lukas Atmodo, member Dimensi asal Semarang yang ditunjuk sebagai panitia Kopdar bertajuk Dimensi Goes To Malang, A December to Remember.

Lukas menambahkan kegiatan kopdar digelar sebanyak 2-3 kali setahun dan selalu disambut antusias oleh para Dimensioner, sebutan untuk member Dimensi.

“Walaupun judulnya kopdar Malang tapi Dimensioner berbagai penjuru turut hadir berpartisipasi, diantaranya dari kota Tangerang, Bogor, Depok, Solo,Banjarnegara, Lampung, Bekasi, Semarang bahkan dari Makassar juga ada. Ya, perkembangan internet yang pesat membuat jarak atau lokasi tidak lagi menjadi halangan. Kami dari pengurus sepakat untuk mempertemukan para Dimensioner supaya bisa bersinergi dan berkolaborasi,”lanjut Lukas yang juga merupakan pengurus di Yayasan Dimensi Untuk Indonesia.

Perempuan Berpeluang di Bisnis Online

Adriel Edgar, dimensioner asal Makassar mengaku mendapatkan banyak insight yang luar biasa dari kegiatan kopdar akhir tahun ini. Effort menyebrangi beberapa pulau terbayarkan ketika bertatap muka dengan sesama pelaku usaha online dan bertanya langsung dengan para pemateri yang hadir.

“Kopdar paling keren buat saya, nggak rugi datang jauh-jauh. Ilmu yang diberikan ‘daging’ semua yang memang dibutuhkan untuk mengoptimasi bisnis kita. Pematerinya orang yang sekaligus pelaku bisnis, jadi nggak sekedar kasih materi,” kata Adriel.

Maurisa Angela, salah satu pemateri mengaku senang dapat berbagi pengalamannya dalam menjalankan bisnis online. Ibu satu anak ini memberikan materi tentang cara mudah menentukan scale up dan scale out di aplikasi Meta Ads.

“Tujuannya supaya kalau sudah cuan, bisa makin cuan dan bisa meminimalisir boncos lantaran terlalu banyak testing. Menurut saya, ngiklan itu sederhana. sesederhana tahu kapan harus matiin, kapan harus nyalain dan kapan harus scale iklan. Business should be simple,” papar Maurisa.

Wanita yang akrab disapa Icha mengatakan ini merupakan kali kedua dirinya didapuk sebagai pemateri di kegiatan yang digelar Dimensi Group.

Sebelumnya sarjana perhotelan ini menjadi pemateri dalam kegiatan kopdar digital marketing yang digelar di salah satu kampus swasta di kota Padang, Sumatera Barat.

“Disana saya bawain materi Digital Marketing For Women, mengingat perempuan menjadi kaum minoritas di dunia bisnis digital. Padahal menurut aku, perempuan itu bisa menjalankan peran multi taskingnya. Sebagai istri, ibu dan business woman. Dan pekerjaan digital marketing ini sangat bisa dijalankan oleh perempuan ditengah mengurus rumah tangga,” ujar Icha.

Icha membeberkan sedikit fakta, dari 61 persen wanita Indonesia tidak bekerja yang berarti Indonesia kehilangan setengah potensi penduduknya untuk memajukan negara.

Dengan keinginan yang besar itulah, di tahun 2019, Icha menjajal bisnis online yang dapat dijalankan dengan modal seminimal mungkin.

“Bahkan saya mulai dari modal 0 rupiah sejak kuliah dengan sistem dropship. Awalnya dari marketplace dulu baru mulai ads. Dapat untung sedikit saya pakai buat modal stock SKU baru. Alhamdulilah setahun malah bisa supply barang buat teman-teman yang mau menjalankan sistem dropshipper . Tentunya dengan harga yang murah dan reseller kami juga bertambah terus karena pelayanan kami. Mungkin faktor pendukungnya karena kami tahu kesulitannya pemain ads adalah soal modal terbatas, stock yang harus dijaga, dan kecepatan pengiriman jadi kita full heart disitu. Pasti beda dengan yang cuma tahu supply aja,” tutur Icha.

Alexander Wiryawan, Pebisnis remaja  yang nekat menunda kuliah untuk bantu perekonomian keluarga (foto: dokpri)

Gunakan Tabungan Kuliah, Raup Omzet 1 Miliar Dalam Waktu 6 Bulan

Sementara itu Alexander Wiryawan, menjadi pemateri dengan usia termuda di antara pemateri lainnya. Saat ini Alex diketahui baru menginjak 18 tahun dan baru tamat SMA di tahun 2023.

Pada kesempatan itu, Alex dipercaya untuk membagi trik bagaimana melakukan riset produk yang amazing guna mencapai omzet yang diinginkan.

Materi yang disampaikan Alex jelas menjadi issue menarik karena sebagai pebisnis online, dia berhasil meraup omzet 1 Miliar dalam waktu 6 bulan.

Di depan peserta kopdar, Alex mengatakan terjun ke dunia bisnis digital karena didorong oleh kondisi ekonomi keluarganya yang menurun saat pandemi Covid-19.

Sebagai generasi Z yang akrab dengan dunia digital, maka Alex yang ketika itu baru berusia 15 tahun mengaku lebih tertarik berjualan secara online. Dengan bekal kemauan yang besar, singkat cerita Alex mempelajari seluk beluk bisnis digital secara otodidak.

“Modal awalnya 10 juta yang merupakan tabungan untuk biaya kuliah yang sudah disiapkan orang tua. Tapi berhubung saya memutuskan untuk nggak kuliah dulu, jadi uangnya saya pakai untuk modal bisnis,” jelas Alex.

Awalnya banyak yang meragukan Alex, karena dia bukan tergolong anak dengan nilai bagus di sekolah. Namun Alex berusaha tidak peduli apa kata orang, dia terus mematahkan keraguan tersebut dengan menunjukkan hasil positif.

“Ya memang yang namanya bisnis nggak mudah. Ada jatuh bangunnya, dalam 4 tahun terakhir saya sudah menjalankan 4 bisnis. Tahun 2022 kemarin bisnis saya yang ke-3 bangkrut dan rugi 10 juta, akibatnya tabungan kuliah yang sudah saya simpan dari bisnis pertama dan kedua kembali terpakai. Saya tarik lagi sebagai modal awal saya di bisnis ke empat ini. Alhamdulillah bisnis ini berjalan lebih mulus. Dalam 6 bulan terakhir ini omzet saya naik 2 kali lipat setiap bulannya. Saat tutup tahun kemarin omzet bisa mencapai 1 Miliar,”kata Alex, dengan perasaan bangga.

Alex menargetkan di tahun 2024 ini masih akan fokus pada bisnis dan mengembangkan diri.

“Saya mau mengikuti sejumlah kursus online, seminar, mentoring, coaching, networking dengan komunitas. Jadi fokus utama saya adalah pengembangan diri saya pribadi dulu, karena sekarang saya juga masih muda dan belum ada tanggungan jadi harus banyak belajar dan menambah pengalaman. Sementara ini rencana kuliah saya endapkan dulu deh,” lanjut Alex yang saat ini memiliki 8 karyawan untuk membantu menjalankan toko onlinenya yang khusus menjual peralatan rumah tangga.

Selain Icha dan Alex, materi yang tidak kalah menariknya, yaitu tentang bagaimana membangun super team yang dibawakan oleh Ivan Rizki, kemudian Ade Suhendri membagi studi kasus seputar iklan facebook dengan menggunakan metoda TBH.

Kemudian acara sharing ditutup dengan materi mengenai info peluang baru untuk mendapat uang dengan investasi Crypto yang dibawakan oleh Menhefari.

Pada paparannya, Menhefari yang akrab disapa Uda Ef mengatakan di tengah perkembangan teknologi digital yang begitu massive seperti sekarang, investasi berbentuk asset crypto bisa menjadi pilihan.

Meski begitu, lanjut Menhefari, sebelum melakukan trading atau investasi crypto, sangat disarankan seseorang untuk mempelajari seluk beluk dan cara menganalisa grafik pergerakan nilai aset crypto.

“Dalam kopdar kemarin selain sebagai ajang silaturahmi, sekaligus memberikan edukasi kepada para member. Bentuk-bentuk investasi apa saja yang bisa kita jalankan. Salah satunya peluang investasi lewat crypto. Apalagi siklus di dunia cryptocurrency, di tahun 2024-2025 ini big coin diprediksi bakal naik. Jadi tidak ada salahnya jika kita memang memiliki uang dingin, model investasi ini bisa dicoba,” pungkas Menhefari.