WanitaIndonesianews.com, JAKARTA–Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terindikasi bahwa Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2023. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi XI DPR RI, Dr. Anis Byarwati.

 

Anis mengatakan berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS)  terungkap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,94 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023.  Namun angka ini dinilai Anis  lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,73% dan dibandingkan kuartal sebelumnya 5,17% (yoy).

“Realisasi pertumbuhan ekonomi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir. Artinya Indonesia mulai memasuki periode perlambatan ekonomi yang cukup dalam,”  kata Anis yang juga Ketua Bidang Ekuin di DPP PKS .

Anis  mengungkapkan bahwa setelah menikmati masa bulan madu, wind fall sejumlah komoditas unggulan nasional dalam beberapa waktu terakhir, harga komoditas utama Indonesia tersebut mulai mengalami penurunan harga secara perlahan, diantarannya seperti: minyak sawit, batu bara dan nikel.

“Pelemahan ini bisa berdampak besar mulai dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, ekspor, hingga kemampuan daya beli masyarakat,” ujar Anis ini, kepada sejumlah media nasional di Gedung Parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Anis yang juga legislator dari Fraksi PKS tersebut, meyampaikan bahwa, pelemahan harga komoditas utama Indonesia, memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi perdagangan internasional Indonesia.

Dalam laporan BPS tersebut, tercatat kinerja ekspor yang memiliki distribusi sebesar 21,6 persen turun 4,26 persen dan impor yang memiliki distribusi negatif 19,57 persen turun 6,18 persen.

“Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor selaras dengan kinerja perdagangan nasional yang melemah. Indonesia kembali memasuki jalur lambat pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Anis menambahkan,

“Kita belum bisa lepas dari stagnasi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 5 persen, sekarang turun menjadi 4,94 persen”. Upaya Indonesia untuk bisa keluar dari stagnasi pertumbuhan 5 persen belum cukup kuat. Kondisi ini tentu akan menjadikan langkah Indonesia untuk mengakhir tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, sebagaimana target dalam APBN 2023, akan menjadi langkah yang sangat sulit,” pungkas  Anis.