Kasus Anemia Masih Tinggi di Asia Tenggara, Masyarakat Didorong Konsumsi Suplemen Zat Besi

WanitaIndonesianews.com, JAKARTA–Dari hasil studi klinis SANOIN terbaru terkait isu anemia di beberapa negara Asia Tenggara disebutkan  bahwa 1 dari 4 orang, baik  itu perempuan atau anak-anak  menderita anemia. Pelitian ini sendiri didukung P&G Health (divisi kesehatan P&G) dan dilakukan oleh para pakar kesehatan terkemuka.

 

 

Saat ini anemia terus menjadi isu kesehatan publik di seluruh dunia, dan beberapa angka prevalensi tertinggi terdapat di Asia Tenggara.

Anemia Defisiensi Zat Besi (Iron Deficiency Anemia/IDA) merupakan jenis anemia yang paling banyak ditemui.

Beberapa gejala yang disebabkan oleh IDA antara lain kelelahan, pusing, dan sakit kepala yang memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas penderita penyakit ini.

Beberapa temuan dari studi klinis SANOIN terbaru yang didukung P&G Health (divisi kesehatan P&G) dan dilakukan oleh para pakar kesehatan terkemuka, menunjukkan efikasi dari suplementasi zat besi dengan Sangobion (ferrous gluconate + multivitamin & mineral) dalam meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) dan kualitas hidup (quality of life/QOL), serta memulihkan gejala anemia defisiensi besi.

Studi klinis SANOIN menunjukkan adanya peningkatan kadar Hb dalam 14 hari, pulihnya gejala dalam 30 hari, serta meningkatnya kualitas hidup perempuan dengan Anemia Defisiensi Zat Besi.

Dr. Narcisa Sonia Comia, Dokter Spesialis Hematologi (Mary Mediatrix Medical Center, Filipina) dan Principal Investigator SANOIN mengatakan dalam pelaksanaan ‘SANOIN Clinical Non-Interventional Study’ melibatkan 97 perempuan berusia 15-55 tahun yang menderita IDA dengan gejala ringan hingga moderat di enam rumah sakit di Filipina.

“Pasien mengonsumsi Sangobion (ferrous gluconate plus multivitamin & mineral) selama 90 hari. Kami mengamati, kadar Hemoglobin meningkat pesat sebanyak 1,0 g/dL dalam 14 hari dan terus berlanjut hingga hari ke-90. Lebih lagi, kadar Serum ferritin turut mengalami kenaikan 3,7 kali yang mengindikasikan jumlah zat besi yang terdapat dalam tubuh. Sejumlah gejala seperti kelelahan, pusing, dan sakit kepala berkurang drastis secepat 30 hari, bahkan pasien menilai kualitas hidupnya secara keseluruhan membaik,” paparnya.

Sementara menurut Dr. Christopher J. L. Soriano, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Ateneo de Manila University School of Medicine and Public Health, Filipina) dan Co-Principal Investigator SANOIN prevalensi anemia defisiensi zat besi di Indonesia diperkirakan mencapai 25-30%, sedangkan, di Filipina, IDA diderita oleh satu dari empat ibu hamil. Di Malaysia, sekitar 31,6-34,6% ibu hamil mengidap IDA.

“Kami merasa teryakinkan dengan studi klinis SANOIN, terutama sebagai penelitian yang mengangkat peran penting dan pengaruh Suplementasi Zat Besi dalam perawatan kesehatan, serta memberikan pilihan yang aman dan efektif bagi perempuan Filipina untuk meningkatkan kesehatan sehingga mereka dapat merawat diri, anak-anak, dan keluarganya secara lebih baik. Kami ingin membagikan temuan dari studi klinis ini kepada praktisi kesehatan di seluruh Asia Tenggara. Dengan demikian, mereka dapat mengambil pendekatan secara cermat untuk mengatasi beban penyakit yang semakin besar ini,” jelasnya.

Ian Barton, Senior Director, R&D Medical & Technical Affairs – P&G Health (Asia Pasifik, India, Timur Tengah & Afrika) menyatakan studi klinis SANOIN terbaru ini menjadi langkah terbaru dari komitmen  perusahaan dalam mendukung penanganan IDA.

Melalui bukti dan analisis klinis, studi SANOIN menekankan pentingnya suplementasi zat besi dalam meningkatkan hasil perawatan kesehatan, serta membantu konsumen dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan menyenangkan. Kami ingin berterima kasih kepada panel investigator dan para perempuan yang telah berpartisipasi dalam studi SANOIN.

“Kami juga mengapresiasi International Pharmaceutical Federation (FIP) yang telah mencantumkan temuan studi klinis SANOIN dalam publikasi ‘Pharmacists Handbook on managing IDA’ yang baru saja dirilis,” pungkasnya.

Sanggahan: Indikasi Sangobion berbeda-beda di setiap negara. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut dengan menghubungi tenaga medis profesional di wilayah Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *