ABU DHABI, GoHappyLive.Com-Tantangan pembangunan kesehatan ke depan semakin kompleks, sehingga membutuhkan tenaga kesehatan yang semakin adaptif dan berkompetensi tinggi untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Sejalan dengan hal tersebut, Ikatan Apoteker Indonesia meluncurkan Program Transformasi Apoteker (PTA). Program ini merupakan inisiatif dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) selaku organisasi profesi apoteker Indonesia bekerja sama dengan International Pharmaceutical Federation (FIP). Melalui PTA ini, IAI bersama FIP akan menilai kebutuhan serta prioritas pengembangan profesi apoteker di Indonesia sesuai dengan strategi pengembangan sumber daya apoteker secara nasional, berdasarkan infrastruktur, sarana, perangkat, serta sumber daya yang tersedia di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin berkembang.
Pada 23 September 2019 di Abu Dhabi, bertepatan dengan Kongres FIP ke-79, merupakan tonggak bersejarah untuk pengembangan profesi apoteker Indonesia. Pada waktu tersebut, diadakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IAI dan FIP yang berkomitmen dalam mengembangkan praktek apoteker advance dan professional recognition untuk pengembangan profesi kefarmasian di Indonesia.
Presiden FIP, Dominique Jordan menyampaikan bahwa melalui Program Transformasi Apoteker, FIP bertujuan untuk mendukung negara-negara mengembangkan strategi pengembangan tenaga kefarmasian berbasis kebutuhan dan visi nasional. FIP memuji upaya organisasi anggotanya -IAI- dalam memimpin program ini, dan memastikan keselarasan program dengan visi Kementerian Kesehatan Indonesia.
‘’FIP sangat gembira mengetahui bahwa 80.000 apoteker Indonesia akan segera mendapat manfaat dari pengembangan praktik advance dan rekognisi profesi. FIP menantikan hasil kemitraan ini untuk mentransformasi apoteker dan menginspirasi perubahan di negara lain di seluruh dunia,’’ tutur Dominique Jordan.
Ketua IAI, Nurul Falah Eddy Pariang, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan FIP melalui PTA mempercepat proses kemajuan praktik kefarmasian di Indonesia. Dalam dua tahun, IAI telah mengembangkan instrumen berbasis bukti untuk memajukan apoteker di Indonesia (Framework Apoteker Advance), dan sekarang IAI sedang berupaya mengembangkan sistem rekognisi profesi untuk mengimplementasikan instrumen tersebut. PTA tidak hanya membantu IAI dalam mengidentifikasi strategi untuk beradaptasi dengan kebutuhan IAI, tetapi juga membuat IAI dapat diakui oleh organisasi profesi kesehatan lainnya serta pemerintah sebagai pelopor dalam transformasi apoteker di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Engko Sosialine sebagai Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, mendukung penuh PTA karena menyadari pentingnya tenaga apoteker yang berkualitas untuk meningkatkan akses terhadap obat dan membantu penerapan Jaminan Kesehatan Nasional, sebagai salah satu pilar dalam Program Indonesia Sehat. PTA ini diharapkan dapat mencetak apoteker Indonesia yang mudah beradaptasi, fleksible dan berkompetensi tinggi, sehingga turut berperan nyata dalam upaya mewujudkan Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) bagi seluruh masyarakat Indonesisa.