Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati sangat mendukung upaya untuk memasifkan program Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan bersama Bank Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya pelatihan dan sosialisasi yang masif kepada para pelaku usaha.

“Kami mendorong program pelatihan literasi digital dan keuangan untuk UMKM agar dapat membuka akses pasar yang lebih luas,” ungkap Anis pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan “Potensi Kemandirian Ekonomi Masyarakat Sebagai Kontribusi Peningkatan Ekonomi Nasional” di di Park Hotel Cawang, Jakarta Timur (9/03/2023)

Merujuk dari data Global Enterpreneurship Index bahwa negara maju memiliki jumlah wirausaha rata-rata mencapai 14 persen dari jumlah penduduknya. Namun sayangnya jumlah tersebut sangat berbanding terbalik dengan yang dialami oleh Indonesia. Menempati posisi terendah di kawasan Asia Tenggara, wirausahawan Indonesia hanya sebesar 3,1 persen dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Dalam paparannya Anis menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya angka wirausaha banyak dipicu dari pola pikir masyarakat untuk lebih mencari pekerjaan. Selain itu rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelaku wirausaha, dan kendala mengakses modal. Ditambah, regulasi yang belum mampu mengatasi persoalan yang menghambat perkembangan dunia wirausaha.

Ia memandang perlu adanya dukungan kebijakan dari pemerintah yang berperan aktif maupun stakeholder terkait, antara lain lewat adanya basis tunggal UMKM dan data berbasis jenis kelamin, agar memudahkan pemerintah maupun swasta dalam menargetkan bantuan kepada wirausaha perempuan.

Masih banyak wirausahawan yang memiliki pengetahuan terbatas tentang pemanfaatan teknologi. Literasi keuangan juga dibutuhkan agar perempuan pemilik UMKM dapat memahami risiko usaha, dan perencanaan keuangan yang baik terkait usahanya,” kata Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Dapil Jakarta Timur itu.

Hal ini disampaikannya berdasarkan laporan United Nations Development Programe (UNDP) yang menemukan bahwa usaha yang dikelola perempuan lebih mampu bertahan daripada laki-laki saat pandemi lalu, 47 persen wirausaha wanita menggunakan penjualan online.

“Ini baik untuk pertumbuhan ekonomi digital jika dikawal dengan baik,” pungkas politisi senior PKS tersebut yang juga Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).

Sebelumnya dikesempatan yang sama, Dr. Arlyana Abubakar, Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta menyebutkan saat ini terdapat 64,2 juta UMKM berkontribusi terhadap PDB mencapai 61,07 persen. Dia melihat 77,7 persen masalah UMKM adalah memiliki kendala dalam pemasaran. Terutama yang bersifat pemasaran online.

“Kami ingin supaya digitalisasi lebih optimal. Tak hanya sekadar alat komunikasi, tapi juga untuk melakukan bisnis. Juga kita dorong kemudian menggunakan digitalisasi pembayaran,” ujarnya.